"Saya tahu kami menghadapi kritik tapi itulah sepak bola yang saya yakini, bahkan jika kami menghadapi tantangan dan kritik karena tidak memenangkan Piala Dunia, kami terus maju. Itulah yang kami yakini," paparnya.
Topik tentang selebrasi tarian Brasil tampaknya menjadi perhatian utama bagi banyak orang setelah kemenangan atas Korea Selatan.
Tite jelas frustrasi dengan persepsi yang menyebut Brasil menghormati lawan, dia menyelidiki lebih dalam masalah ini dan mengklaim tariannya dalam perayaan Richarlison menunjukkan dia terlibat dengan kaum muda.
"Saya pikir itu adalah koneksi yang saya miliki dengan generasi muda, saya berusia 61 tahun dan saya bekerja dengan pemain berusia 21, 22 tahun. Mereka bisa menjadi cucu saya,” terangnya.
"Saya memiliki hubungan dengan mereka, semua orang yang benar-benar mengenal saya. Jika saya harus memilih antara mereka yang mengenal saya dan mereka yang tidak mengenal saya, tentu saja saya memilih mereka yang saya kenal,” aku Tite.
“Dan jika saya harus menari untuk terhubung dengan mereka, kami akan terus menari. Saya juga menggunakan metafora, ketika kami melukis, seluruh lukisan adalah para atlet. Merekalah yang digambarkan,” ulasnya.
"Kami hanya peserta, kami hanya berkontribusi pada lukisan itu. Para pemain itu sendiri adalah lukisannya," ungkap Tite.
Pelatih Kroasia, Zlatko Dalic juga tak mempermasalahkan selebrasi tarian Brasil, meskipun dia tidak ingin melihat skuad Kroasia melakukan hal yang sama.
Selebrasi tarian para pemain Brasil saat merayakan gol selama kemenangan 4-1 mereka dari Korea Selatan telah menuai kritik dari beberapa kalangan.
Bahkan, Pelatih Brasil, Tite sampai menjelaskan bahwa dia bukan tidak menunjukkan rasa tidak hormat ketika dia bergabung dengan tarian 'merpati' Richarlison.
Namun, jelang laga Kroasia vs Brasil di perempat final, Zlatko Dalic lebih suka para pemainnya tidak merayakannya dengan cara seperti itu.
"Brasil punya cara sendiri untuk merayakannya," kata Dalic dalam konferensi pers dikutip dari Livescore.
"Mereka tahu cara merayakan, mereka begitu meriah, begitu bersatu, menunjukkan karakter dan tradisi mereka. Itu hak mereka. Apakah itu tidak menghormati lawan? Saya tidak bisa mengatakannya,” ucapnya.
"Saya tidak ingin melihat pemain saya melakukan selebrasi seperti itu. Tapi budayanya berbeda, mereka suka menari dan itu menyenangkan," lanjutnya.
Pelatih Kroasia itu mengaku suka menghadapi Brasil di kompetisi lainnya, tapi dia yakin menghadapi juara dunia lima kali itu akan menjadi puncak pertandingan sepakbola internasional.
"Tidak ada momen yang lebih baik daripada bermain melawan Brasil. Siapa pun hanya bisa memimpikan pertandingan seperti itu," ucapnya.