Di antara keenam sesar tersebut, sesar Cimandiri menjadi yang tertua.
Wilayah yang termasuk dalam sesar ini meliputi Padalarang, Bandung Barat sampai Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Daryono dalam akun Twitter-nya, @DaryonoBMKG mengungkapkan beberapa faktor penyebab gempa Cianjur picu kerusakan dan korban dalam jumlah yang banyak.
1. Kedalaman gempa yang dangkal
2. Struktur bangunan tidak memenuhi strandar aman gempa
3. Lokasi permukiman berada pada tanah lunak (local site effect – efek tapak) dan perbukitan (efek topografi).
Selasa, 22 November 2022, beliau memberikan kabar mengenai perkembangan gempa susulan di wilayah Cianjur.
Menurutnya, gempa susulan di Cianjur dan Sukabumi mulai menurun walau BMKG sempat mencatat ada 122 kali gempa susulan sampai pukul 07.30 WIB.
Beberapa kalangan menyebut bahwa Sesar Cimandir penyebab gempa Cianjur berkekuatan 5,6 magnitudo.
Akibat gempa Cianjur, sebanyak 268 korban meninggal sedangkan 1.083 luka-luka dan 5.832 orang korban mengungsi berjumlah.
BNPB juga mencatat sebanyak 6.070 unit rumah warga rusak berat, sedang sebanyak 2.071 unit dan ringan 12.400 unit.
Kuat dugaan, sesar Cimandiri penyebab gempa Cianjur, yang guncangannya terasa hingga Jakarta dan sekitarnya tersebut akibat pergerakan Sesar Cimandiri.
Diduga, gempa bumi Cianjur akibat pergerakan atau patahan pada sesar Cimandiri berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur.
Lalu apa itu Sesar Cimandiri? Merujuk laman BMKG, sesar Cimandiri ini merupakan sesar paling tua atau berdasar umur kapur.
Adapun lokasinya, sesar Cimandiri membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat Rajamandala, Gunung Tangkuban Parahu-Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang.
Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timur laut-barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring).