Sementara itu pada 19 November 2022 atau pada malam hari setelah Muktamar Muhammadiyah 2022 dibuka, akan dipilih 13 nama dari 39 calon tersebut.
Pemilihan 13 nama dari 39 calon tersebut untuk menjadi Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang kemudian akan memilih ketua umum.
"Untuk (nama) ketua umum nanti dibawa lagi ke muktamar itu, di sidang pleno untuk disahkan," kata Haedar Nashir.
Haedar Nashir mengaku dia adalah salah satu dari sekitar 300 orang yang dimintai kesediaan untuk menjadi calon.
"Karena diajukan sebagai calon oleh beberapa wilayah, kami bersedia, ada yang tidak bersedia. Nah, kami yang bersedia ini diseleksi lagi dan sejak seleksi itu kami sudah tidak tahu mana yang masuk dan mana yang tidak," kata Haedar Nashir.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa secara prinsip kader Muhammadiyah tidak boleh menolak ketika mendapat amanat lewat muktamar dan menjalankan dengan baik.
"Akan tetapi, jangan sekali-sekali mengejar amanat, mengejar jabatan. Itu sudah jadi darah daging kami, insyaallah," ujar Haedar Nashir. (antara/jpnn)