RADARTASIK.COM - China mengumumkan bahwa mereka segera akan melakukan uji coba 6G, teknologi yang Amerika Serikat belum miliki dan kali ini tidak bisa membuat mereka menuduh China mencurinya dari mereka. Perusahaan layanan telekomunikasi China Mobile menggandeng Universitas Tsinghua untuk mengembangkan layanan 6G, seperti dilansir dari GenPi.Co.
China Mobile sendiri memiliki tim peneliti yang terdiri dari 10.000 orang. Belum ada penjelasan lebih rinci mengenai bentuk kerja sama dan seperti apa layanan 6G nanti, namun aksi ini biasa dianggap upaya China untuk melanjutkan kepemimpinan mereka dari 5G menuju 6G di dunia.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China merambah ke bidang teknologi melalui upaya AS untuk mencegah perusahaan teknologi tinggi Huawei untuk berhubungan dengan perusahaan apapun, termasuk di dalamnya adalah Google penyedia sistem operasi Android.
Salah satu hal yang menjadi latar belakang Trump untuk memulai perang dagang Amerika Serikat dan China adalah tuduhan bahwa China kerap “mencuri” teknologi tinggi dari Amerika Serikat.
Sementara berbagai pihak non-pemerintah menduga perang dagang adalah cara Trump, untuk melambatkan kemajuan teknologi China agar dapat kembali dikejar oleh Amerika Serikat. Salah satu pangkal permasalahan antara Amerika Serikat dan China adalah teknologi 5G, teknologi yang akan memungkinkan komunikasi yang jauh lebih cepat antara setiap gawai telekomunikasi dan peralatan berbasis teknologi tinggi lain seperti mobil pintar dan rumah pintar.
Sejak Huawei dilarang bekerjasama dengan perusahaan Amerika Serikat, Huawei kehilangan beberapa potensi kerja sama penyediaan teknologi 5G kepada berbagai negara dan perusahaan. Kehilangan terbesar mereka saat Jepang memutuskan untuk menggandeng Nokia dalam penyediaan teknologi 5G di seluruh wilayah Jepang.
Di bawah tuduhan “pencurian teknologi” dan kehilangan kontrak 5G yang baru akan beroperasi pada tahun 2020, China melangkah lebih jauh, mereka sedang menyiapkan teknologi 6G.