RADARTASIK.COM - FIFA telah diminta untuk mengeluarkan Iran dari Piala Dunia Qatar 2022 karena penganiayaan terhadap perempuan.
Beberapa pemain dan atlet telah bergabung bersama dengan firma hukum Spanyol Ruiz-Huerta & Crespo, untuk mengajukan permintaan resmi agar Federasi Iran diskors dari Piala Dunia di Qatar 2022.
Padahal, selama ini FIFA tidak pernah mencampur adukan politik dan sepak bola, namun para pemain tersebut telah menyarankan bahwa netralitas bukanlah pilihan untuk FIFA
"Jika wanita tidak diizinkan memasuki stadion di seluruh negeri, dan Federasi Sepak Bola Iran hanya mengikuti dan menegakkan pedoman pemerintah, mereka tidak dapat dilihat sebagai organisasi independen yang bebas dari segala bentuk atau jenis pengaruh,” bunyi pernyataan itu.
BACA JUGA:2 WNI Ikut Jadi Korban Tragedi Halloween Itaewon, Begini Kondisinya?
“Ini adalah pelanggaran (Pasal 19). ) dari statuta FIFA," lanjutnya dikutip dari Marca.
firma hukum Spanyol Ruiz-Huerta & Crespo juga menyebutkan langkah ini telah digunakan untuk menangguhkan Kuwait, India dan Federasi Iran sendiri di masa lalu.
“Situasi perempuan di Iran sangat tidak menyenangkan. Tragisnya, kejahatan dan kesalahan yang sama terus terjadi di dunia sepak bola,” tambah pernyataan tersebut.
“Berarti sepak bola yang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk semua, bukanlah ruang yang aman bagi perempuan atau bahkan laki-laki,” jelasnya.
"Perempuan secara konsisten ditolak aksesnya ke stadion di seluruh negeri dan secara sistematis dikeluarkan dari ekosistem sepak bola di Iran, yang sangat bertentangan dengan nilai dan undang-undang FIFA," tudingnya.
Pernyataan itu terus menekan FIFA untuk mengambil tindakan, meskipun posisi mereka secara historis netral pada masalah serupa.
"FIFA harus memilih pihak. Netralitas FIFA bukanlah pilihan, mengingat FA Iran belum netral tetapi telah memobilisasi untuk memperkuat penindasan dan pengucilan sistematis perempuan dalam ekosistem olahraga," saran pernyaataan firma hukum Spanyol.
Pernyataan itu juga menyebutkan pemain tim nasional Iran, seperti Hossein Mahini, Aref Gholami dan mantan pemain terkemuka seperti Ali Karimi dan Ali Daei, telah menjadi sasaran hukuman penjara, pelecehan atau ancaman oleh pemerintah.
"Pemerintah Iran juga telah menahan suara beberapa atlet di negara itu dan mencegah hak mereka untuk berbicara di depan umum. Sudah waktunya bagi FIFA untuk mengambil tindakan, cukup sudah," pungkas pernyataan firma hukum Ruiz-Huerta & Crespo.