Risiko cedera
Meskipun misalkan masih boleh melakukan olahraga favorit semasa muda oleh dokter, perlu diingat bahwa ketika memasuki usia lanjut, secara alami akan terjadi perubahan pada otot, tulang, dan sendi.
Menurunnya kepadatan tulang menyebabkan risiko cedera tulang jadi lebih besar. Pada usia lanjut, proses pemulihan dan perbaikan sel mungkin tidak secepat sebelumnya.
BACA JUGA:Disnakertrans Jabar Luncurkan The New GLIK, Hadir Lebih Ramah Terhadap Stakeholders Ketenagakerjaan
Belum lagi, adanya penurunan massa tulang dan otot, menipisnya struktur penunjang sendi, serta menurunnya kelenturan struktur tubuh rentan menyebabkan cedera olahraga.
Maka, lansia harus berhati-hati saat olahraga untuk menghindari risiko cedera yang mungkin terjadi.
Andi menjelaskan, risiko cedera olahraga pada lansia meliputi patah tulang, ini bisa terjadi ketika melakukan olahraga high impact atau terjadi cedera karena trauma, misalnya ketika jatuh dari sepeda.
Patah tulang berisiko di usia lanjut karena kepadatan tulang menurun pada lansia.
BACA JUGA:Ada Loker di PT Pos Properti, Simak Syarat dan Ketentuannya, Lamaran Paling Lambat 15 Oktober 2022
Risiko cedera lainnya adalah low back pain yang disebabkan mengangkat benda terlalu berat atau posisi tubuh yang kurang tepat ketika berolahraga.
Adanya proses degeneratif pada bantalan tulang belakang dan riwayat saraf terjepit juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan ini.
Selain itu, lansia juga berisiko mengalami rotator cuff, yakni robekan bantalan sendi bahu yang biasa terjadi pada orang yang kerap berolahraga golf atau yang banyak menggunakan sendi bahu dalam kegiatan sehari-hari.