Jago Wayan

Rabu 28-09-2022,05:15 WIB

Fenny Wiyono

mendirikan sekolah lebih sulit syaratnya daripada mendirikan cafe dan club malam

Namu Fayad

Banyak dapat info tambahan dari ruang komentar pembaca. Saya juga berbagi curhatan. Ternyata di pendidikan formal itu ada pula profesi joki tugas akhir. Mengupah orang lain untuk membuat proposal penelitian, mulai dari keperluan skripsi hingga disertasi.

Pryadi Satriana

Saya mau 'share' pengalaman dg Depdiknas waktu masih di Konsorsium Bahasa Inggris, 'membantu' (krn memang ndhak dibayar!) selama 8 th membuat standar kompetensi lulusan, kurikulum, borang akreditasi kursus, dsb. di Gedung E, lantai IV Depdiknas, di Jl. Soedirman. 1. Yg saya sebut di atas tadi 'pengabdian', lembaga kursus dan PTN/S 'membantu' pemerintah, kan sudah dibayar oleh institusinya? 2. Yg diberi 'uang lelah' (baca: honor) waktu buat bahan ajar, krn dikerjakan di rumah. Jumlahnya ndhak seberapa, ndhak tahu sudah "disunat" berapa persen. Waktu saya tanya buku karya konsorsium yg sudah dicetak, dijawab itu sekadar proyek, dicetak terbatas untuk laporan saja, sudah ndhak ada. 3. Konsorsium sering diundang utk memberi pelatihan juga, pesertanya dari seluruh propinsi. Suatu kali - di Bandung - saya diminta tidur sekamar dg peserta dimana saya yg besoknya jadi pembicara. Alasan: ndhak ada kamar lagi. Opo gak gueendeng wong2 sing ngundang aku iku? Saya ndhak mau. Pulang aja. Transpor ndhak usah diganti. Ujug2 langsung ada kamar yg bisa saya tempati sendiri. Mereka biasa "coba2" kayak gitu. Sudah hapal. 4. Di undangan - juga spanduk di lokasi pelatihan - acara dari Jumat - Minggu, artinya: dibuka Jumat malam, dilaksanakan Sabtu, ditutup Minggu pagi. Yg kayak gitu sering! 5. Orang2 di konsorsium bhs Inggris itu dosen2 UI, Atmajaya, dan Direktur2 Akademis LIA, ILP, dsb. Kami2 tulus membantu pemerintah, tapi sering 'diplokotho'. Mas Menteri jangan sampai 'diplokotho'. Salam. 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Kategori :

Terkait

Rabu 28-09-2022,05:15 WIB

Jago Wayan