Saya berusaha untuk tak tampak kaget. ”Oh, eeee… iya, Bang. Saya mau balikin kunci aja kok, Bang” kataku. Saya balik badan. Kunci kutinggalkan. Saya pikir malam ini saya tidur di kantor Metro Kriminal saja, seperti hari-hari awal saya kerja di kota ini. (*)
Komentar Pilihan Disway Edisi 9 September 2022:
Muin TV
Kalo di kampung, P3 itu identik dengan partainya orang tua, ibu-ibu atau emak-emak. P3 susah masuk ke segmen anak muda atau milenial. Posisi P3 memang sangat kritis. Kalau berdasarkan survei, P3 diprediksi tidak akan lolos ke Senayan. Karena cuma dapat 1,8%. Kita lihat saja nanti.
Siska Indahwati
Maaf njih, bagaimanapun sentilan pak Manoarfa itu perlu dibuat otokritik buat kiai, biar jujur saja.. fenomena itu mnrt saya masih ada bahkan banyak kok. Yang tahu pasti tentu kiai, coba yang bikir rusuh, marah marah bahkan lapor polisi itu kiai bukan?? paling mrk yang ngaku ngaku kiai. Khan bisasa dikita memoles yg spt itu agar masuk dalam ranah yang berbeda seolah olah bagian dari ritual atau apa... contoh sederhana setiap kali perusahaan kami mengadakan acara apapun yang mengundang kiai pasti diberikan amplop. Dan tak jarang secara tersirat dalam tauziah mereka ingin mendapat amplop lebih banyak meski dibungkus canda. Fenomena Kiai dan amplop mah sudah hal biasa di masyarakat... mudah2an kiai bisa spt petugas pajak yang sekarang ini gak pernah mau mendapatkan amplop tiap kali melakukan pemeriksaan.
Mbah Mars
Tak satupun partai yg tidak pecah. Golkar beranak pinak menjadi Demokrat, Gerindra, Hanura, Nasdem. PDI juga demikian. Ada PDI Suryadi, PDIP dan partai-partai kecil lain. PKB pun mengalami hal yg sama. PAN setali tiga uang. Sudah ada partai Ummat sebagai sempalannya. Dari situ tampak, bahwa loyalitas orang partai itu lemah. Esensi loyalitasnya hanya pada kepentingan pribadinya. Loyal jika kepentingannya terpenuhi. Loncat pagar bahkan bikin rumah baru jika kepentingannya terabaikan. Di situlah perbedaan partai dengan ormas Muhammadiyah dan NU. Dua ormas tua ini tidak sekalipun mengalami perpecahan yg berarti. Semakin lama semakin dewasa. Kurang kaya apa Muhammadiyah dengan puluhan ribu amal usahanya. Kurang apa besarnya potensi yg dimiliki NU. Toh, dua ormas ini tidak menjadi ajang para pengurusnya untuk mengejar syahwat kekuasaan yg sampai menimbulkan perpecahan.
Mbah Mars
Seorang kyai, di kampungku pagi-pagi buta menerima tamu. Si tamu tergopoh-gopoh meminta maaf. "Kyai mohon maaf. Eee anu...amplop yg saya berikan habis pengajian tadi malam keliru. Yang benar ini Kyai. Maaf. Saestu nyuwun ngapunten", kata tamu itu sambil menyerahkan amplop. "Keliru pripun ?", tanya Kyai. Rupanya ia belum membuka amplop yg ada di saku tadi malam. "Nganu...Kyai, yg tadi malam saya serahkan itu e...e...daftar acara" jawabnya sambil tersenyum kecut. Si kyai mau tertawa tetapi tidak tega melihat wajah tamu yg tadi malam memang menjadi MC.
yoming AFuadi
Ibarat mau bercermin, harus siap2 dengan kondisi apapun wajah kita. Pak Suharso seperti menampilkan cermin untuk melihat wajah bangsa ini, kalau ada yang merasa direndahkan dengan kondisi yg ada berarti dia/ia ada rasa tinggi hati. Maka dari itu ada pernyataan rendahkanlah hatimu di hadapan Yang Maha Kuasa sehingga tidak ada lagi ruang untuk merendahkanmu.
Mirza Mirwan
Hanya meluruskan. Pak DI menulis yang mengundang untuk Mukernas adalah ASRUL SANI. Mungkin Pak DI hanya salah ketik, tetapi mungkin juga tidak memperhatikan nama politisi PPP kelahiran Pekalongan itu. Namanya yang benar adalah ARSUL SANI. Kalau ASRUL SANI (alm) itu sastrawan pelopor Angkatan 1945 bersama Chairil Anwar dan Rivai Afin, yang pada tahun 1962 bersama Usmar Ismail mendirikan LESBUMI (ornom NU) untuk mengimbangi LEKRA-nya PKI.
thamrindahlan