Siapa Membunuh Putri (7) - Kunci Kamar Kos

Sabtu 10-09-2022,05:30 WIB

Sistem meritokrasi cukup efektif diterapkan Tiongkok. Penjenjangan karier para politikus//pimpinan berdasarkan kapabiltas atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial. Dari tulisan Abah Dis "Partai Amplop" ini, kita semakin tahu. Bahwa sistem penjenjangan karir politikus/pemimpin di sini, masih kental berlaku pola MERESTUKASIH. Seorang kandidat ketum partai ataupun Mentri, harus mengantongi tiket RESTU dari seseorang yang lebih berkuasa (calon atasannya). Bagaimana cara mendapatkan RESTU, anda sudah tahu. MERESTUKASIH mungkin saja tidak perlu mempertimbangkan kapabilitas dan prestasi, cukuplah dilihat berapa banyak tabungannya atau kelas sosial (trah politik) seseorang. Maka tak perlu heran, bila kita melnyaksikan pernyataan dan cara pengambilan kebijakannya tidak bijak.

balagak nia

Kalau membaca penjelasan lengkap P Suharso ttg Amplop Kiai sebetulnya tidak ada yg salah. Kalau menganggap amplop kiai itu untuk mengharapkan berkah ini menurut Sy malah salah....berkah itu hanya dari ALLAH nggak ada dari manusia. Banyak yg menurut Sy kurang tepat, seperti ngalap berkah dengan ziarah ke makam wali, mengelu2kan sampai mencium tangan kiai/habib/pak haji utk mengharapkan berkah.....Di mata ALLAH yg mulai itu hamba yang bertaqwa dan tidak disebutkan kiai, habib dsb. Jadi rakyat jelatapun kalo bertaqwa akan menjadi paling mulia. Jadi ingat sekitar tahun 99 mengantarkan Bpk Sy ziarah ke Makam Sunan Gn. Jati, Sy sebetulnya sudah melarang & tidak setuju tapi karena Bpk Sy ada nazar utk kesana jadi terpaksala Sy antar bersama keluarga yg lain. Waktu masuk ke area makam banyak sekali pengemis yg minta2 setengah memaksa yg menyebabkan Sy menegur dengan mengatakan kalau mengemis itu tidak baik, keluarga Sy menegur dan bilang kalau pengemis2 itu keluarga Sunan yg dpt memberikan berkah...tepuk jidat deh..... :-(

*) Dari komentar pembaca http://disway.id 

Kategori :