KABUPATEN TASIKMALAYA, RADARTASIK - Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, bisa disebut sebagai sentra kerajinan bambu.
Hasil anyaman bambu warga Kecamatan Leuwisari itu tembus pasar Internasional yakni Malayasia, Singapura dan Belanda.
Hampir seluruh warga di desa tersebut, mempunyai keahlian membuat berbagai kerajinan berbahan bambu.
Salah satunya Oman (70) yang sejak remaja menggeluti usaha kerajinan bambu.
BACA JUGA:Anyaman Topi Diekspor ke Italia, Bea Cukai Dampingi IKM untuk Ekspor Mandiri
Oman menuturkan, sejak kecil diajar menganyam oleh orang tuanya. Beranjak remaja, keahlian itu dikembangkan dengan membuat berbagai kerajinan terutama alat masak.
Semua dibuat dengan berbahan dasar bambu seperti boboko, nampan, kipas anyam (hihid), kerucut (aseupan) dan saringan (ayakan).
"Sejak kecil abah mah sudah diajari bikin anyaman oleh orang tua. Saat remaja baru membuat hihid sama boboko," kata Oman Minggu 4 September 2022.
Hasil kerajiannnya, awalnya dipasarkan dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung atau desa ke desa. Selang beberapa saat, hasil kerajinan pun dipasarkan ke pasar tradisional, diantaranya Pasar Singaparna dan Sentra kerajinan Rajapolah.
BACA JUGA:Lestarikan Payung Geulis, Sateja dan Diskop UMKM Perindag Kota Tasikmalaya Bersinergi
Bukan hanya alat masak yang dibuat, namun juga berbagai kerajinan mulai dari tempat tisu, keranjang pakaian, tudung saji nasi, berbagai box serta hiasan rumah.
"Karena kualitas yang terus dijaga dan inovasi yang terus dikembangkan, kerajinan bambu dikirim ke luar negeri, diantaranya Malaysia, Pakistan dan Singapura," kata dia.
Selain itu hasil kerajinan bambunya dikirim ke Belanda. "Ada yang pesan orang Jakarta untuk dikirim ke Belanda,” katanya.
Di singgung regenerasi, atau penerus anyaman, diakuinya sangat sulit karena generasi muda masa kini lebih memilih bekerja di luar daerah seperti pabrik dan lainnya.
BACA JUGA:Hebat, 2.350 Payung Geulis Dilukis di Kota Tasikmalaya, Masuk Rekor Muri