BANJAR, RADARTASIK.COM – Para petani yang bergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Banjar mendatangi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.
Petani menyampaikan keluhan terkait dampak kekeringan akobat proyek rehabilitasi saluran irigasi.
Ketua KTNA Kota Banjar Abdul Kholik Ibrahim mewakili petani mengeluhkan kekeringan lahan sawah yang merupakan dampak dari proyek rehabilitasi saluran irigasi Lakbok Utara.
BACA JUGA:Empat Sekawan
Proyek rehabilitasi saluran irigasi yang saat ini tengah dikerjakan menutup total saluran air irigasi yang selama ini mengaliri ribuan hektare sawah di Kota Banjar, khususnya di Kecamatan Pataruman dan Langensari
“Petani mengeluhkan dampak dari pekerjaan proyek tersebut. Saat ini umur padi yang sedang digarap para petani sekitar 40-60 hari, dimana umur padi seperti sekarang itu sedang sangat membutuhkan pengairan,” kata Abdul Kholik.
“Kalau saluran irigasi ditutup total sampai bulan Oktober, kemungkinan petani akan mengalami gagal panen,” lanjutnya.
BACA JUGA:Survei Poltracking: Capres Ridwan Kamil Ungguli Erick Thohir dan Puan Maharani
Menurutnya, sekitar 1.200 hektare sawah di Kecamatan Pataruman dan Langensari mengalami kekeringan dan terancam gagal panen.
“Kalau estimasi setiap hektare menghasilkan 6,4 ton, kurang lebih 7.500 ton yang gagal panen. Kalau dikali Rp 400 ribu, bisa Rp 30 miliar kerugian yang akan dialami para petani,” jelasnya.
“Dampaknya untuk Kota Banjar yang surplus padi enam bulan ke depan bisa menjadi minus. Karena lumbung padi Kota Banjar itu ada di Kecamatan Pataruman dan Kecamatan Langensari,” tutur Abdul Kholik.
Petani mencoba mengajak bermusyawarah dan memberi masukan kepada pihak BBWS untuk mencari solusi terkait permasalahan itu.
Sehingga proyek rehabilitasi saluran irigasi tetap berjalan dan petani juga terselamatkan.
“Jangan sampai proyek bersikukuh dengan jadwal yang telah disepakati diawal, yang rencananya sampai akhir bulan Oktober, namun para petani tidak bisa diselamatkan. Pada prinsipnya kami menginginkan adanya solusi yang bisa menyelamatkan para petani,” harapnya.
Para petani yang diwakili KTNA dan HKTI Kota Banjar itu didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Banjar mendatangi kantor BBWS.