BACA JUGA: Prof Syafrudin Karimi: Ekspor Cicak Kering Jadi Ladang Ekonomi Baru, Penganggur Bisa Berkurang!
Doni awalnya pengumpul dan pengekspor ikan kering. Dia kemudian mengetahui adanya peluang usaha baru, yakni mengekspor cicak kering. Ia antusias dan mencobanya.
“Awalnya saya membuka usaha ikan gariang dan sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Hongkong,” ungkapnya.
Pengalaman 20 tahun di bisnis ikan gariang membuat Doni banyak relasi di luar negeri.
Kerja Sama dengan Teman
Doni menyebutkan awal terjun ke bisnis cicak kering.
Saat itu, dia diajak seorang temannya untuk melakukan ekspor cicak kering.
Ia pun kemudian mencobanya karena belum banyak yang mengekspor cicak kering tersebut.
“Pertama kali saya melakukan bisnis ini pada 22 Mei 2022. Saat itu, saya mengekspor sebanyak 330 kg cicak kering,” ujarnya.
“Cicak tersebut saya kumpulkan dari berbagai kota dan semuanya di luar Sumatera Barat. Di antaranya di Jawa, Riau dan Jambi,” kata dia.
“Kalau di Kota Padang ini, belum ada pengumpul cicak yang bisa dijadikan mitra bisnis,” ungkapnya.
Di beberapa daerah tersebut, peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap dan teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan cicak juga sudah tepat, sehingga, cicak tersebut kering dengan sempurna.
Sedangkan di Sumatera Barat, belum ada peralatan seperti penjemuran dan pembakaran cicak yang memadai.
“Kalau ditanya berapa banyak mengumpulkan cicak, ya sebanyak jumlah yang mampu dikumpulkan oleh pengumpul cicak rumah tangga. Ada yang mengumpulkan sebanyak 20 kg, ada juga yang hanya 10 kg,” bebernya.
Menurut Doni, kegiatan ekspor cicak kering sangat menjanjikan untuknya.