Dia bahkan sudah paham dengan karakter cicak.
Untuk daerah-daerah di Jawa Tengah seperti Brebes, Tegal, Slawi, dan Banyumas, punya karakter agak jinak.
Hal itu memudahkan Wartono dan rekan-rekannya saat menangkap cicak.
BACA JUGA: Pantesan Harga Jual Cicak Kering Mahal, Diekspor ke China untuk Dijadikan Ini…
”Kalau cicak-cicak di Cirebon itu sudah pada lari saat kena cahaya senter. Tapi kalau daerah-daerah di Jawa Tengah itu, cicaknya diam saja walaupun ada cahaya. Cicaknya jinak, sehingga mudah ditangkap,” katanya.
”Nggak tahu kenapa, mungkin karena Cirebon lebih panas, cicaknya juga terbawa nggak tenang,” ujarnya.
Wartono mengakui cuaca juga menjadi faktor penting dalam mencari cicak.
Saat gerimis dan waktu selepas magrib, diyakini sebagai waktu yang paling pas untuk mencari cicak.
Saat-saat itulah, cicak keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan.
Biasanya justru di kawasan-kawasan pesisir atau perumahan di pinggir pantai, cicak lebih banyak.
Tempat favoritnya berada di kandang-kandang ayam.
”Kalau bisa hujan jangan terlalu deras. Karena kalau deras, ya kitanya yang tidak bisa keluar rumah. Hujan gerimis, itu malah banyak cicak yang keluar. Nangkapnya jadi mudah,” akunya.
Tapi, mencari cicak bukan tanpa risiko.
Wartono menyebutkan dirinya kerap disangka maling oleh penduduk. Kadang dia juga mengerti prasangka penduduk seperti itu. Namun, kata dia, niat mereka baik hanya ingin mencari cicak.