MirzaMirwan
Kalau saya menerima chat seperti dikutip Pak DI di atas, niscaya saya hanya akan tersenyum geli. Memangnya yang pasien Covid-nya penuh itu rumah sakit mana? Benarkah mereka terinfeksi (sub) varian BA2.75? Baru pulang dari Bali? Benar bahwa beberapa hari terakhir kasus baru Covid di angka 5000-an -- kemarin di bawah 5000. Tetapi itu angka seluruh Indonesia. Dan itu relatif kecil bila dibandingkan dengan negara lain yang populasinya besar. Amerika Serikat, misalnya, kasus baru di atas seratus. Bahkan sang presiden, Joe Biden, juga terkena Covid -- tidak dijelaskan sub varian apa. Hanya diberitakan bahwa hari Kamis Biden mengalami demam setelah minum Tylenol -- semacam paracetamol. Dan setelah diperiksa dokter kepresidenan ternyata terkena Covid. Kata Dr. Kevin O,Connor, Biden mengalami gejala ringan, seperti batuk, hidung meler (runny nose) dan merasa lelah. Nun Oktober 2020 dulu Donald Trump juga terkena Covid dan harus dirawat 3 hari di RS. Tetapi Biden tak perlu menjalani perawatan serupa, bahkan tetap bekerja 8 jam sehari. Dokter kepresidenan memberinya Paxlovid, obat Covid produksi Pfizer, untuk untuk mencegah replikasi virus. Ketika mengadakan pertemuan dengan para penasehat ekonomi dan energi, suara Biden terdengar serak (hoarse). Tetapi ia bilang bahwa dirinya merasa sehat-sehat saja. Kata Dr. Connor, meski sesekali masih batuk, secara keseluruhan denyut nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen Biden normal. Saya sendiri masih patuh pada prokes.
AralaZiko
Saya simpulkan aja tulisan hari ini: Buat renovasi uangnya ada Buat penelitian/riset uangnya gak ada
Suharyanto
Mungkin rencana renovasi ruang Kepala BRIN ada lengkap segala fasilitas: test PCR, teleskop tengok hilal, microskop elektron, sampai mampu deteksi jurnal abal2 dll... Yg penting ada CCTV
rihlatululfa
bisnis selalu saja berbanding lurus dengan sebuah ketakutan. dan penyakit sebagai pemicunya.. 8 juta untuk sekali tes,mendingberfikir hidup dan mati sudah di tentukan oleh Allah, jadi uang 8 jutanya mending buat liburan hehe dari pada tetep tes 8 juta tapi tetep saja mati,yang rugi sudah pasti anda,yang untung dan bisa liburan sana sini ya cuma mereka para pembisnis itu wkwkwk
Liam Then
Saya waktu itu minta sinovac malah dikasih pfizer . Biar bisa kemana saja katanya. Karena ada negara yang tidak mengakui vaksin sinovac. Ya sudahlah, nrimo dan mangut-mangutaja. Terlanjur dikira mampu keluar negeri. Bersyukur berarti potongan muka ada. Kwkwkwkkw.
Jimmy Marta
Antibody dari vaksin sinovac tetap bisa mengatasinya, kata pakdheindro. Saya dan banyak yg lain cukup gembira. Saat ada "perintah" wajib vaksinasi, kita tidak bisa memilih. Hanya sinovacyg tersedia. Merek lain, pfizer, astrazeneka, johnson n johnson itu hanya untuk kalangan terbatas. Entah termakan pendapat atau promosi, waktu itu ada opini sinovac itu paling rendah efikasinya (Ini kebenaran apa bukan..?) Hingga banyak teman2 saat vaksinasi wajib itu bertanya ke tim apakah ada vaksin lain. Ternyata gk ada pilihan, ya sudah.. pasrah. Ternyata oh ternyata (gilepake gaya media berita bohongan) merek2 lain itu gk semua dapat menangkal covid dg varian2 baru nya. Disebut sin**** lah (sengaja di samarkan biar gk terkesan promosikan, anggap sjanda belum tahu..haha) yg paling mudah mengenal varian baru itu. Pasrah terkadang juga berkah. Yg penting imun meningka
AgusSuryono
"BISNIS VIRUS".. Tahun 80an, suatu saat istri saya harus ikut training terkait komputer di ITB. Dan suatu saat saya harus mengantar istri ke rumah salah seorang trainer yang kebetulan juga dosen ITB. Orangnya masih muda. Gondrong. Hidup di kos-kosan. "Lagi ngapain Mas..?" saya tanya blio. "Lagi bikin virus.." "Hah..??!!" "Iya pak. Ini bikin virus, sekaligus bikin anti virus. Dijual ke perusahaan anti virus.." "Wah, penghasilan sampingan ya.." "Tidak pak. Hanya untuk bangga-banggaa. Sekaligus proses belajar.." Gak tahu kalau BISNIS VAKSIN, lika-liku (laki-laki) nya bagaimana. Mestinya beda. Karena beda JENIS virusnya. @virus komputer vs virus manusia..
Johannes Kitono
Sehabis liburan di Bali langsung kena virus Siluman. Dan harus isoman 20 hari. Hati ini jadi deg dek kan juga. Kemarin ( 22/7 ) di Airbus GA Jakarta- Bali semua penumpang memang pakai master. Pas mendarat dan sedang menuju Swiss-Bel di Sanur. Ada pemandangan aneh, yang pakai masker seperti alien yang transit sebentar ke planet manusia. Sebagian besar dan hampir semua turis bule di Denpasar sudah tidak memakai masker. Dan Jumat pagi ini ( 23/7 ) ketika ikut upacara Memukur di Blayu-Tabanan, hanya 1/3 dari peserta yang memakai masker. Apa kata dunia kalau saat G 20 nanti di Nopember varian Siluman merajalela di Bali. Semoga Sang HyangWidhibermurah hati. Melindungi masyarakat ,turis dan semua peserta G 20 di Bali dari colekan dan cipokan dari varian Siluman. Astung kara !