Tiga pelabuhan itu sama-sama di pantai Laut Hitam. Yang pelabuhan Yuzhny dikenal sebagai pelabuhan curah. Bukan pelabuhan campuran seperti dua lainnya.
Dari tiga pelabuhan itu kapal berisi gandum dan minyak goreng tersebut harus berlayar ke arah selatan: menuju selat Bosporus, di selangkangan Istanbul. Dari Bosporus kapal mengarah ke laut Marmara menuju Mesir, melewati lepas pantai Lebanon. Lalu masuk terusan Suez menuju Pakistan, Bangladesh, dan Indonesia.
Dengan kesepakatan itu, Ukraina bisa menjual hasil pertanian senilai Rp 150 triliun. Angka yang sangat berarti bagi negara yang lagi susah. Dan lagi hasil pertanian itu terancam rusak membusuk.
Maka dunia menyambut kesepakatan Istanbul dengan gegap gempita. Ancaman krisis pangan dunia bisa mereda. Bahkan siapa tahu inisiatif ini menjadi awal untuk kesepakatan lainnya.
Turki masih akan terus memegang peran di arena Rusia-Ukraina. Kesepakatan itu sendiri bisa tercapai karena Turki jadi jaminan. Turki menjamin Rusia: kapal-kapal pengangkut bahan pangan tersebut tidak akan disusupi senjata. Rusia sangat khawatir Ukraina memanfaatkan celah itu. Turki menjamin akan memeriksa setiap kapal yang masuk ke tiga pelabuhan di Ukraina tersebut.
Kekhawatiran Rusia itu berasal. Ada perkembangan terbaru di medan perang. Barat sudah memutuskan untuk memulai memberi senjata modern nan canggih ke Ukraina.
Dengan kesepakatan Inisiatif Laut Hitam, Rusia bisa memperbaiki wajah di dunia: bukan lagi dianggap sebagai penyebab krisis pangan. Selama ini Rusia berkilah: penyebab krisis pangan itu Barat. Yakni akibat sanksi Barat untuk Rusia.
Dalih kedua: Ukraina menggelar ranjau di sepanjang pantainya di Laut hitam. Tujuannya: agar kapal perang Rusia tidak bisa mendekat ke sekitar Odessa di Ukraina. Rusia akan mengawasi kapal pengangkut pangan dari ancaman ranjau.
Di lapangan perang sendiri tidak banyak perubahan. Rusia terus memperkuat posisi di wilayah timur. Lalu ke wilayah selatan. Target Rusia bukan ibu kota Kiev lagi. Fokus baru Rusia adalah menguasai wilayah yang ada fasilitas nuklirnya.
Di Black Sea Initiative ini, Ukraina dapat dana. Rusia dapat nama. Apalagi Turki dan Erdogannya. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Disway, Edisi 23 Juli 2022: Varian Siluman
SuwitoIntarso
Saya merasa beruntung mengenal drhIndroCahyono walaupun belum pernah bertemu. Pernyataan beliau yang menurut saya luar biasa terkait virus adalah LOGIKA MENGALAHKAN KEPANIKAN, PENGETAHUAN MENGALAHKAN KETAKUTAN. Logikanya kematian karena covid 19 hanya 2%, itupun yang memiliki komorbid artinya kalau saya terkena covid dan tidak memiliki komorbid PASTI SEMBUH. Selanjutnya tentang TERPAPAR dan TERINFEKSI. Sebelum kita terinfeksi akan terpapar dulu dan itu bisa diatasi dengan PROTOKOL RAKYAT, jadi kita tidak perlu takut terkena covid 19.
Zakaria Chen fu
Peneliti swasta sibuk meneliti varian baru covid19 yang hasilnya nanti tentu berguna buat penduduk Indonesia.BRIN sibuk membuat proposal proyek salah satunya inovasi ruang kerja ketua mereka.jika duit 6M itu digunakan buat penelitian covid19 tentu hasilnya sangat bermanfaat buat negara.