Sebelum korban sakit, sebut Ato, anak tersebut didiagnosa depresi.
"Sebelum sakit hingga dibawa memang mengarah ke depresi. Untuk diagnosa memang harus dokter yang mejelaskan," sebutnya.
Sementara itu, pihak kepolisian sektor Singaparna mengaku belum menerima laporan maupun pengaduan terkait kasus perundungan tersebut.
Meski begitu, pihaknya akan turun ke lapangan untuk mendalami persoalan tersebut.
"Kami belum menerima laporan soal ini, tapi anggota ke lokasi untuk pendalaman," kata Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda, Dwi Santoso.
Sementara ibu korban, Ttg (39) membenarkan bahwa anak keduanya bernama FH meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di rumah sakit.
"Sepekan sebelum meninggal, videonya menyebar hingga membuat korban malu dan depresi," kata dia.
Meskipun begitu, pihak keluarga almarhum mengaku ikhlas dan menerima takdir yang dialami anaknya itu.
"Saya harap ini tidak terjadi lagi," katanya.