BACA JUGA:Pilih Bela Bendum PBNU, Bambang Widjojanto Pilih Mundur dari TGUPP Pemprov DKI Jakarta
Ia menyebut, di kawasan Konservasi Kareumbit, jumlah macan kumbang yang terdata hanya ada 2 ekor, jantan dan betina. Kalau melihat dari rusa yang dimangsa berusia 4 bulan, kemungkinan macan masih berukuran kecil.
“Kemungkinan wilayah peternakan juga masih berada dalam kawasan habitat macan itu,” tuturnya.
Menurutnya, adanya macan kumbang di peternakan bisa saja disebabkan wilayah peternakan masih satu kawasan dengan habitat macan.
BACA JUGA:Habib Rizieq Tegaskan Pembebasan Bersyarat Dirinya Bukan Pemberian Partai Politik Maupun Pejabat
“Macan kumbang juga memangsa sesuai ukurannya. Jika dia masih kecil nyarinya juga pasti mangsa yang kecil, kalau ada ayam kenapa harus babi hutan,” ungkapnya.
Lebih dari itu, macan kumbang juga sering mencari makan di banyak tempat, tidak hanya di satu titik karena di habitatnya sering berebut teritori antara macan satu dengan macan ataupun hewan lainnya.
“Tergantung situasinya, bahkan kadang makan baru 5 menit, sudah pindah tempat lagi,” tuturnya.
BACA JUGA:Lupa Nomor NPWP? Kini Tinggal Lihat NIK Saja, Dirjen Pajak Hari Ini Resmikan Penggunaannya
Karenanya, sebagai langkah antisipasi, menurut Randi sebaiknya diusir saja, asal tidak dilukai dan dibunuh.
“Kalau mati, bisa kena pasal pembunuhan hewan dilindungi,” ucapnya.
Sementara, Petugas Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA wilayah 2 Soreang, Toni Setiana juga membenarkan adanya macan kumbang masuk ke area peternakan.
BACA JUGA:UPDATE, Mau ke HZ Mustofa Kota Tasik? Simak Lokasi Parkir karena Sudah Dipindahkan
“Memang betul, itu macan kumbang, memang kawasannya berdampingan dengan habitat macan,” ujar Toni saat dihubungi.
Menurutnya, macan yang kerap turun ke permukiman yang tersisihkan di habitatnya.
“Biasanya itu jantan yang tersisihkan, kalah dengan jantan lainnya jadi harus mencari makan ditempat lagi. Apalagi peternakan itu kan masih dekat dengan habitatnya,” jelasnya.