GARUT, RADARTASIK.COM – Kejadian banjir bandang yang menerjang wilayah perkotaan Garut pada Jumat malam (15/7/2022) disinyalir diakibatkan alih fungsi lahan di hulu sungai. Hal tersebut dikatakan Ebit Mulyana, Pegiat Lingkungan Kabupaten Garut.
“Penyebabnya hampir sama dengan kejadian banjir bandang tahun 2016, yaitu alih fungsi lahan, sehingga hutan di hulu menjadi rusak,” ujar dia kepada wartawan, Selasa (19/7/2022).
Kata Ebit, yang membedakan banjir bandang yang terjadi Jumat lalu yakni terjadi dari sebelah kiri Sungai Cimanuk, tepatnya dari Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciwalen dan Cipeujeuh yang hulu sungainya di Gunung Cikuray. “Kalau tahun 2016, itu terjadi di sebelah kanan dari Sub DAS Cikamiri yang hulunya di Darajat, Pasirwangi,” terangnya.
Ebit menilai, kejadian banjir bandang diprediksi akan terus terjadi di perkotaan Garut karena Pemkab Garut tidak punya niat melakukan rehabilitasi hulu sungai yang saat ini sudah rusak akibat alih fungsi lahan.
Seharusnya, kata dia, Pemkab Garut bisa mengambil pelajaran dari kejadian banjir bandang tahun 2016. “Saya melihat pemerintah seperti tidak ada niat untuk merehabilitasi hulu sungai ini. Buktinya sekarang terjadi lagi (banjir bandang),” terangnya.
Ebit mengakui memang kerusakan dan alih fungsi lahan berada di kawasan perhutani dan perkebunan. Tetapi jika Pemkab Garut mempunyai niat, akan melakukan berbagai upaya, seperti koordinasi dengan pemilik lahan untuk melaksanakan program rehabilitasi kawasan hulu sungai yang diduga menjadi penyebab banjir bandang.
BACA JUGA:Siswa Garut Berangkat Sekolah Pakai Perahu Karena 'Jembatan Cinta' Putus Diterjang Banjir Bandang
Ebit melihat, tingkat kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan, khususnya di Gunung Cikuray besar. Dari tahun 2016 hingga saat ini, alih fungsi lahan terus masif. “Kalau ini dibiarkan terus, kerusakan hutan akan terus melebar dan bencana banjir dan longsor akan terus terjadi,” terangnya.
Maka dari itu, pihaknya mendorong Pemkab Garut, Provinsi dan Kementerian melakukan langkah sistematis dan terencana serta konkret dalam mengatasi rusaknya hulu sungai akibat alih fungsi lahan.
“Kalau dibiarkan terus, kejadian banjir bandang ini akan menjadi siklus enam tahunan yang akan melanda wilayah Kabupaten Garut,” ujarnya.
BACA JUGA:Heboh, 3 Ikan 150 Kg Muncul Usai Banjir di Garut, Akhirnya Dicincang Warga
Terpisah, Bupati Garut H Rudy Gunawan mengatakan belum mengetahui penyebab pasti banjir bandang yang terjadi. Tetapi pihaknya bersama Forkopimda bakal melakukan assessment atau evaluasi secara menyeluruh.
Jika hasilnya akibat adanya alih fungsi lahan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan langkah konkret dalam mengatasi hal tersebut. “Kan kita tidak ada hutan, karena yang punya hutan kan Perhutani, tapi kita tidak saling menyalahkan, tapi sama-sama meng-assessment mitigasi bencana kita itu komprehensif,” terangnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mendorong aparat penegak hukum menyelidik dugaan alih fungsi lahan yang menjadi penyebab banjir bandang.