INGGRIS, RADARTASIK.COM – Sir Alex Ferguson tidak pernah takut untuk mengecewakan pemain bintang di Manchester United, meskipun meraih banyak kesuksesan, ia secara brutal memecat Jaap Stam di sebuah pompa bensin.
Jaap Stam dikenang dengan penuh kasih oleh para penggemar United, sorang bek kelas dunia dan pemain yang benar-benar tampil konsisten bersama United selama tiga tahun.
Tapi Stam mungkin tidak akan mengingat momen manisnya di Old Trafford setelah pemecatan brutal dari Ferguson.
BACA JUGA:Frenkie de Jong Merasa Jijik dengan Cara Barcelona Menjualnya ke Manchester United
Stam bergabung dengan United pada tahun 1998 dari PSV, menjadi bek termahal dalam sejarah ketika Setan Merah menghabiskan £10,6 juta untuk mendapatkannya.
Bek Belanda itu membuat 127 penampilan di semua kompetisi dan memenangkan hat-trick gelar Liga Premier .
Tapi dia terpaksa mengucapkan selamat tinggal yang pahit ke United pada tahun 2001 karena dalam bukunya yang berjudul Head-to-Head, Stam mengatakan Ferguson melakukan pendekatan ilegal untuk merekrutnya dari PSV.
BACA JUGA:Ini Tiga Alasan yang Buat Ronaldo Ingin Hengkang dari Manchester United
Awalnya Stam mengatakan Ferguson tidak kuatir tentang isi buku itu, namun pada akhirnya membuat ia pergi ke Lazio.
“Buku itu diterbitkan saat pertandingan persahabatan Inggris lawan Belanda,” kata Staam kepada majalah FourFourTwo.
“Ferguson mengatakan kepada saya untuk tidak khawatir tentang buku itu, tetapi pada hari Rabu pagi setelah pertandingan, saya diberitahu harus melapor untuk berbicara dengannya di hari berikutnya, karena dia tidak senang dengan beberapa hal dalam buku itu,” lanjutnya.
Staam menambahkan, “Setelah pertandingan saya pulang ke rumah dan melapor keesokan paginya jam 8 pagi karena ingin menyelesaikan masalah ini.”
“Saya berkata, Anda tahu apa yang ada dalam buku ini tidak ada yang buruk. Tapi Ferguson bersikeras bahwa dia tidak bahagia,” ungkapnya.
“Seminggu kemudian saya ditinggalkan untuk pertandingan melawan Blackburn. Pada hari itu, dia menelepon saya untuk mengatakan bahwa saya tidak ada dalam tim karena masalah buku,” kenang Staam.
“Kami tinggal di daerah yang sama dan dia menyuruh saya menunggunya agar kami bisa mengobrol. Saya berhenti di sebuah pompa bensin di dekat pusat perbelanjaan dan dia menemui saya di sana,” tuturnya.
“Ketika dia tiba, dia masuk ke mobil saya dan memberi tahu saya bahwa klub telah menerima tawaran dari Lazio. Dia mengatakan bahwa dia ingin melanjutkan dengan dua bek lainnya, Wes Brown dan Laurent Blanc, yang berarti saya akan berada di bangku cadangan,” tutur bek tengah tersebut.
“Saya merasa saya akan bisa mendapatkan kembali tempat saya, tetapi dalam waktu singkat hubungan kami terpengaruh sedemikian rupa sehingga saya ingin pergi. Saya pikir dia sudah mengantisipasinya. Dalam 24 jam, saya pergi ke Roma dan bergabung dengan Lazio,” pungkas Staam dikutip dari The Mirror.