Kisah Putra Budayawan Tasik, Ungkap Kronologi Tenggelamnya Pelajar di Pantai Legok Jawa Pangandaran

Jumat 08-07-2022,18:15 WIB
Reporter : Ujang Nandar
Editor : Tiko Heryanto

Dirinya sempat diajak Syahrul berenang. Namun dia menolak karena melihat ombak yang tinggi. “Takut, ombak air lautnya tinggi," kata Kakang.

Saat itu Kakang memilih berenang di muara. Sementara belasan orang temannya berenang di pantai. 

Dari sekian banyak temannya yang berenang, kakang melihat beberapa di antaranya ada yang terserat ombak ke sisi sebelah kanan. Dan mereka itulah yang tenggelam.

“Termasuk korban yang sedang dicari. Terus dia terseret ke tengah. Sedangkan yang terseret ke kiri mah semuanya selamat," jelasnya.

Melihat teman-temannya terseret ombak, dia bersama teman lainnya meminta bantuan kepada nelayan setempat.

BACA JUGA:Syahrul Belum Ditemukan, Begini Skema Pencarian Pelajar Tasikmalaya di Legok Jawa Hari Kedua 

Setelah itu nelayan yang diminta tolong langsung memberikan bantuan dengan mencari para korban. 

"Saat itu teman yang terserat tidak terlihat lagi. Sekitar 20 menit, dua korban ditemukan oleh nelayan dengan kondisi meninggal dunia," ungkapnya.

Kakang dan teman-teman lainnya ingin ikut memberikan pertolongan. Hanya saja kondisi air laut dan angin kecang, belum cukup berani untuk mengarungi lautan.

"Teman-teman akan membantu, tetapi kebingunan, karena kondisi tenggelamnya ke tengah laut," kata dia.

Kakang,  adalah salah satu teman dekat Syahrul, korban yang kini masih dalam pencarian. Sebelum kecelakaan, Kakang dan Syahrul sempat mecari jajanan.

BACA JUGA:Biaya Ambulans Pengangkutan Para Korban Meninggal di Pantai Legok Jawa Pangandaran Sudah Dibayar Pemkot Tasik 

“Makan bala-bala jam 4 subuh sebelum kecelakaan. Itu mah sarapan dulu. Lokasinya di jalan deket pantai," kenang dia lagi.

Kakang hanya berharap, ada keajaiban bahwa teman baiknya itu bisa ketemu dalam keadaan baik-baik saja.  

Sementara, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesa Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, diminta untuk memberikan terapi psikologis oleh Tatang Pahat, orang tua dari Diachsesar. 

Kebetulan, di KPAID Kabupaten Tasikmalaya memiliki tenaga Psikiater. "Kita diminta, Alhamdulilah sudah kita lakukan terapi, dan kondisi Kakang stabil," kata dia. 

Kategori :