TASIKMALAYA, RADATASIK.COM - Negara-negara Barat harus meminta maaf kepada Serbia daripada memaksanya untuk menjadi “tentara NATO” dalam konflik dengan Rusia menurut Aleksandar Vulin Menteri Dalam Negeri Serbia.
Beograd tidak akan membiarkan dirinya terseret ke dalam "perang orang lain," katanya pada acara pagi hari di penyiar Pink Serbia pada hari Sabtu 6 Juli kemarin.
Sikap Beograd dengan konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev “sangat jelas,” ungkap Vulin, ia menambahkan Serbia menghormati integritas teritorial Ukraina tetapi tidak akan bergabung dengan sanksi terhadap Rusia karena hubungan dekat dan bersahabat yang telah berlangsung lama.
BACA JUGA:Serbia Dapat Kontrak Baru Selama Tiga Tahun Untuk Gas Rusia
Menteri dalam negeri menanggapi kata-kata Wakil Perdana Menteri Zorana Mihajlovic yang mengatakan kabinet Serbia di masa depan harus lebih "spesifik" menetukan sikapnya terhadap konflik.
“Apakah kita ingin menjadi bagian dari konflik Barat dengan Rusia? Apakah kita ingin melupakan semua dekade di mana Rusia mendukung kita? Apakah kita ingin melupakan persaudaraan Slavia selama berabad-abad ini?” Tanya Vulin saat membela posisi pemerintahnya dalam masalah ini.
Serbia menghormati integritas teritorial “semua negara,” dan menegaskan Beograd juga menghormati hukum internasional, tidak seperti Uni Eropa.
BACA JUGA:Presiden Serbia: Konfilk Ukarina Akan Membuat Seperempat Umat Manusia Kelaparan
Vulin kemudian mengecam Brussel atas apa yang disebutnya sebagai kegagalan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Serbia terkait Kosovo.
AS dan sekutunya telah melanggar hak kedaulatan Serbia dengan mengakui kemerdekaan Kosovo terang Vulin.
Setiap kali pejabat Amerika atau Barat lainnya meminta Beograd untuk menjatuhkan sanksi pada Rusia, Vulin bertanya kepada mereka kapan mereka akan melakukan hal yang sama atas pelanggaran integritas teritorial terhadap Serbia.
BACA JUGA:Presiden Serbia Tak Akan Memberi Sanksi Untuk Rusia
“Jika Anda ingin tetap berpegang pada integritas teritorial dan kedaulatan sebagai prinsip terpenting politik internasional… mulailah dengan Serbia,” ungkapnya dikutip dari Russian Today.
“Jika Washington, Brussel dan sekutu mereka menghormati hukum internasional, mereka akan menarik pengakuan mereka atas Kosovo,” sindir Vulin.
“Jalan untuk menghormati integritas teritorial negara lain akan dimulai dengan mereka mengatakan "maaf" dan mengakui bahwa mereka "salah mengebom" Serbia, serta meminta maaf atas anak-anak yang telah mereka bunuh,” lanjutnya.
“Sebaliknya, AS dan Uni Eropa ingin Serbia menjadi "tentara NATO," menjadi seseorang yang ingin terlibat dalam konflik dengan Rusia," sindirnya.
“Kami sangat jelas, Kami tidak akan terlibat dalam konflik dengan Rusia, kami tidak akan terlibat dalam perang orang lain, kami tidak akan menjadi prajurit orang lain,” pungkasnya.
Serbia adalah salah satu dari sedikit negara Eropa yang tidak memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina.
Beograd telah berulang kali menolak seruan dari UE untuk "mengikuti jejaknya" dan bergabung dengan membrikan rezim terhadap Rusia.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan pada akhir Juni bahwa Uni Eropa "sepenuhnya berperang dengan Rusia," menambahkan bahwa Brussels sangat "marah" karena Beograd karena tidak mengikutinya.
Vucic mengatakan pada saat itu Serbia akan terus mengejar jalur Uni Eropa tanpa mengorbankan hubungannya dengan Moskow dan menyarankan harus ada pendekatan yang rasional dan pragmatis.
Vulin juga mengatakan sebelumnya bahwa negara-negara barat sangat ingin membuat Serbia bergabung dengan rezim sanksi anti-Rusia karena mereka membutuhkan Beograd di pihak mereka untuk “membebaskan mereka dari dosa pelanggaran hukum internasional” di Serbia sendiri.