Pemerintahnya sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional serta kreditur bilateral seperti India dan China untuk mendapatkan dana segar guna membayar impor setelah gagal bayar pada obligasi dolar awal tahun ini dan melihat cadangan devisa berkurang.
BACA JUGA:Setelah Gagal Bayar Hutang, Kini Sri Lanka Hanya Memiliki Cadangan Bahan Bakar Untuk Satu Hari
Pemerintah telah menutup sekolah umum dan meminta pegawai negeri untuk bekerja dari rumah untuk membatasi transportasi.
Akibatnya jalan di sekitar ibu kota Kolombo sepi selama beberapa hari terakhir, ditambah pemandangan antrian ribuan kendaraan berkilo-kilometer menunggu di SPBU.
Protes kekerasan meletus pada bulan Mei lalu setelah saudara laki-laki Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri menyusul bentrokan antara pendukung dan penentang pemerintah.
Meskipun Rajapaksa sejak itu telah mengumpulkan dukungan di parlemen dan berjanji untuk menjalani dua tahun terakhir dalam masa jabatannya, ketegangan masih tetap tinggi.
Sri Lanka berencana mengizinkan perusahaan asing untuk mendistribusikan bahan bakar sebagai upaya untuk meringankan kelumpuhan kegiatan ekonomi menurut Menteri Energi Kanchana Wijesekera.