BACA JUGA:Pembangunan Jembatan Cipatujah Terhambat, Pemkab Terus Lakukan Pendekatan Kepada Pemilik Lahan
“Sekarang bensinnya jadi irit. Satu liter bensin cukup untuk tiga hari. Dulu, karena jalannya muter, satu liter itu hanya sehari,” terangnya.
“Kalau sekarang kan ada jembatan. Hanya seperempat jam saja. Paling lama setengah jam. Jadi sekarang itu bisa ke Culamega, atau Kecamatan Karangnunggal,” tambah dia.
Jembatan gantun yang kini dibangun di Desa Nagrog sebetulnya pernah ada. Sebelumnya dibuatkan jembatan serupa.
Hanya saja, jembatan gantung itu hanyut terbawa arus sungai. Sudah dua kali dan hanyut juga. Dulu ketinggian jembatan dengan permukaan air, tidak seperti jembatan buatan Kodim 0612 Tasikmalaya saat ini.
“Kalau jembatan yang dibangun Kodim ini sampai belasan meter tingginya dari permukaan air sungai. Insya Allah awet,” harapnya.
BACA JUGA:Pembebasan Lahan Belum Tuntas, Pembangunan Jembatan Cipatujah Terhambat
Tuntas jembatan tinggal akses jalan menuju kantor desa. Sekitar 8 kilometer dari batas desa masih jalan tanah dan berbatu.
Tepatnya dari Kampung Cikangkung, Desa/Kecamatan Cipatujah ke Desa Nagrog. “Sudah kami koordinasikan dengan Pak Dandim (Letkol Inf Ary Sutrisno, Red). Mudah-mudahan bisa terwujud (pengaspalan),” harapnya.
Kepala Desa Eji Risandi memasuki dua periode jabatan. Meski dirinya belum berbuat banyak demi kemajuan desa, mimpi besarnya adalah regenasi. Kepemimpinan dan pendidikan.
Tinggal di desa terpencil, bukan berarti harus pasrah dengan keadaan. Tamat SMA, sebut dia, harapannya pemuda Desa Nagrog melanjutkan ke perguruan tinggi.
Atau mengambil peluang lain seperti menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Kami begitu bangga dengan peran para tentara (TNI) dari Kodim (0612 Tasikmalaya, Red). Bersatu dengan masyarakat dan sama-sama membangun jembatan. Kami mendambakan pemuda kampung kami ada yang menjadi TNI,” harapnya.
Kades bersama masyarakat juga berterimakasih saat sesi dialog dengan Dandim 0612 Tasikmalaya Ary Strisno di Bale Desa Nagrog.
“Wejangan dan pencerahan dari Pak Dandim itu membekas di masyarakat. Sehingga warga juga menginginkan ada pemuda yang bisa diterima menjadi TNI,” sebut dia lagi di akhir perbincangan.