Radartasik, BEIJING – Kabar China akan membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon yang berjarak 5.205 km dari Indonesia dibantah secara tegas oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menjelaskan bahwa kerja sama keamanan antara China dan Kepulauan Solomon ini tidak menyasar pihak ketiga seperti banyak yang dikhawatirkan negara di kawasan ASEAN, seperti Indonesia.
"Tidak ada niatan membangun basis militer di sana (Solomon, red) ,” ujar Wang Yi seperti dikutip dari Antara yang bersumber dari rilis Kementerian Luar Negeri China (MFA) di Beijing, Jumat kemarin.
BACA JUGA:Update Pencarian Putra Ridwan Kamil, Dubes Swiss Sampaikan Perkembanganya, SAR Selam Cari Eril
Wang Yi mengatakan kerja sama keamanan antara China dan Kepulauan Solomon ini tidak menyasar pihak ketiga seperti banyak yang dikhawatirkan negara di kawasan ASEAN, seperti Indonesia.
Pernyataan Wang Yi disampaikan setelah dia bertemu dengan Menlu Kepulauan Solomon Jeremiah Manele di Honiara, Kepulauan Solomon, Kamis (26/05/2032).
Mengenai perjanjian kerja sama keamanan kedua belah pihak, Wang Yi mengungkapkan tujuannnya adalah untuk membantu negara tersebut meningkatkan kemampuan di bidang penegakan hukum.
BACA JUGA:Polisi Bebaskan Pencuri Besi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Alasannya
“Kesepakatan bisa membantu negara tersebut menjaga ketertiban umum, sekaligus melindungi warga negara China dan entitas China lainnya di Kepulauan Solomon,” beber Wang Yi.
Dia pun menegaskan bahwa kerja sama kedua negara itu bisa dipertanggungjawabkan, memiliki legitimasi, dan sah.
Sekedar diketahui kerusuhan parah yang pecah di Kepulauan Solomon pada November tahun lalu telah menjatuhkan korban jiwa dan menimbulkan kerugian material.
BACA JUGA:Pencarian Eril Terkendala Keruhnya Sungai Aare, Muncul Video Diduga Rombongan Eril Sebelum Berenang
Kala itu China mengirimkan bantuan peralatan kepolisian dan tim penasihat kepolisian ke negara itu untuk mengatasi kerusuhan sosial.
Kepulauan Solomon sendiri merupakan tujuan kunjungan pertama Wang Yi selama 10 hari ke negara-negara di kawasan Pasifik yang meliputi Kiribati, Samoa, Fiji, Tonga, Vanuatu, Papua Nugini, dan Timor Leste.