Harga Cabai Melewati Batas Psikologis, Diprediksi Masih Mahal hingga Januari 2022

Kamis 30-12-2021,14:00 WIB
Reporter : Usep Saeffulloh

Radartasik.com,  JAKARTA — Kenaikan harga-harga sembako, terutama cabai dinilai sudah melewati ambang psikologis. Diperkirakan hingga komoditi seperti  minyak goreng, cabai dan telur bakal terus mengalami peningkatan hingga Januari 2022.

Tercatat saat ini, harga-harga komoditas tersebut telah melewati batas harga psikologis. Harga cabai di tingkat konsumen telah tembus Rp 100.000 per kilogram. Harga minyak goreng curah sudah lebih dari Rp 18.000 per kilogram dan harga telur yang mencapai Rp 30.000 per kilogram.

Peneliti Core Indonesia, Dwi Andreas mengatakan masyarakat diminta untuk tidak terlalu khawatir, karena harga-harga pangan tersebut akan kembali turun pada kuartal I-2022.

"Kenaikan ini sudah melewati batas psikologis tapi ini tidak perlu dikhawatirkan," kata Andreas di Jakarta, Kamis (30/12/2021).

Andreas menjelaskan, terjadinya kenaikan harga cabai ini dipicu fenomena alam la nina yang membuat para petani banyak yang gagal panen. Sementara permintaan di akhir tahun selalu tinggi, sehingga hukum ekonomi berlaku.

Menurutnya, puncak kenaikan harga cabai akan berakhir di Januari. Kemudian di Februari, harga cabai akan mulai berangsur normal kembali.

"Mulai akhir Januari petani akan mulai panen, jadi pada bulan Februari harga mulai turun," ujarnya.

Sedangkan kenaikan pada harga minyak goreng, kata Andreas, ini terjadi karena meningkatnya permintaan kelapa sawit yang besar dari luar negeri, sehingga, hal ini menyebabkan para pelaku usaha memanfaatkan kenaikan harga komoditas untuk meraup keuntungan.

"Saya memperkirakan harga minyak goreng akan kembali turun pada bulan Februari. Mengingat produksi kedelai di Brazil akan mengalami panen raya, sehingga kebutuhan kelapa sawit akan menurun," jelasnya.

Begitu juga dengan kenaikan harga telur. Andreas menilai, kenaikan harga telur saat ini menjadi wajar karena sampai bulan November lalu produksi telur sangat berlimpah dan harganya menjadi anjlok.

"Kenaikan harga telur juga akan mereda di bulan memasuki bulan Februari. Harga tersebut akan mengalami penurunan sampai puncaknya bulan April. Kemudian akan naik lagi setelahnya," ujarnya. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait