Radartasik, BANYUWANGI - Film bertajuk KKN di Desa Penari sukses menjadi perbincangan sebagian publik negeri ini, khususnya para penikmat film misteri.
Tercatat lebih dari 7 juta orang sudah menyaksikan film yang diklaim diangkat dari kisah nyata itu.
Tak ayal, publik dibuat penasaran. Di mana sesungguhnya tempat aslinya desa yang diceritakan penuh misteri tersebut.
BACA JUGA:Masa Kejayaan Prabu Siliwangi Sempat Bangun 'Jalan Tol' dari Ciamis ke Bogor
Meski masih memicu pro-kontra, ”Desa Penari” disebut-sebut berada di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Apalagi, di film tersebut, ada begitu banyak adegan yang seakan ”mengarahkan” bahwa cerita tentang kejadian mistis yang menimpa sejumlah mahasiswa yang sedang KKN itu terjadi di sana.
Jawa Pos Radar Banyuwangi pun mencoba menelusuri sejumlah desa yang disebut-sebut sebagai ”Desa Penari” tersebut. Salah satunya adalah Desa Bayu di Kecamatan Songgon.
Di sana terdapat petilasan bernama Rowo Bayu yang disebut-sebut lokasi kegiatan KKN mahasiswa sebuah perguruan di Surabaya itu.
Benarkah? Ditemui di kediamannya, Kepala Desa Bayu Sugito menceritakan fakta menarik. Dia mengakui, hal itu terjadi sekitar 2009 (persis dengan waktu kisah yang diangkat dalam film tersebut).
BACA JUGA:Menderita Penyakit Ini, Calon Jemaah Haji Tidak Diperkenankan Berangkat ke Tanah Suci
”Saya tanyakan ke perangkat desa. Mereka mengaku (pernah ada, red) 11 mahasiswa dari Surabaya KKN di sini,” katanya baru-baru ini.
Awalnya rombongan datang ke Rowo Bayu. Tapi, ada dua anak yang memisahkan diri dan masuk hutan. Ending ceritanya pun persis dengan kisah dalam film maupun cerita aslinya yang diunggah di salah satu akun media sosial.
”Setelah kembali ke desa, mereka berdua tiba-tiba sakit keras. Mereka dipulangkan dan beberapa bulan kemudian meninggal,” ungkapnya.
Meski membenarkan adanya peristiwa itu, Sugito tidak yakin bahwa kisah KKN di Desa Penari itu terjadi di desanya. Sebab, di sana tidak pernah ada sanggar tari.