RADARTASIK, KOTA TASIKMALAYA – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Tasikmalaya Ir Hj Ely Suminar MP meminta para kritikus yang mengkritik kinerjanya tidak asal-asalan mengemukakan pendapat. Dia ingin kritikan itu disertai solusi dan sifatnya membangun.
Sebagaimana diberitakan Radar, sejak beberapa hari lalu, kinerja Ely sebagai kadisdik menuai kritikan dari anggota DPRD juga para aktivis. Mereka menganggap kadisdik tidak memiliki program yang menginspirasi dunia pendidikan. Selain itu, keseharian Ely dalam menjalan tugas terkesan eksklusif, sangat protokoler, dan sulit ditemui.
Persoalan kadisdik yang mengemuka ke publik itu pun juga mendapatkan respons dari Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf. Orang nomor satu di birokrasi Kota Resik itu meminta Ely membuktikan diri layak mengemban amanah.
Diwawancara Radar, Senin (23/5/2022), Ely memersepsikan pernyataan wali kota sebagai dorongan agar Disdik mampu mencapai target yang telah ditentukan agar tidak memiliki rapor merah.
BACA JUGA: Soal Pelayanan Publik, Ini Pesan Wali Kota Buat ASN Pemkot Tasik
Dia menjelaskan, pekerjaan rumah (PR) Disdik dari 2021 yang belum tercapai masih tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM). Salah satunya bantuan siswa miskin. Pihaknya akan berupaya program tersebut akan tercapai 100 persen pada 2022.
Berdasarkan data yang dimiliki, kata dia, kebutuhan dana untuk bantuan siswa miskin begitu tinggi. Namun, anggaran yang tersedia tidak memenuhi. ”Untuk itu mencari strategi dengan kolaborasi dengan Dinas Sosial melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) ataupun Program Indonesia Pintar (PIP) sehingga menaikkan data siswa miskin yang menerima bantuan,” ujarnya.
Selama enam bulan bertugas, tepatnya dimulai pada November 2021, Ely mengikuti agenda yang telah ditentukan setiap bidang di instansinya. Dia tidak bisa membuat lompatan karena harus mengikuti tahapan agenda. ”Kita bekerja dengan target untuk triwulan pertama, triwulan kedua, triwulan ketiga, dan triwulan keempat. Tidak bisa loncat karena ada tahapannya,” katanya.
Hal yang penting bagi Ely saat ini adalah bekerja sesuai dengan agenda, tugas pokok dan fungsi kadisdik. Adapun hasilnya akan bergantung pada proses yang telah ditempuh. ”Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya tahun ini ada 72 program, kalau saya berpatokan time schedule dibuat rekan-rekan. Misalnya, untuk triwulan kedua, seperti pembinaan guru, perbaikan sarana dan prasarana, insentif, sehingga tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat karena banyak dilihat,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia meminta kepada para kritikus atau siapa pun mengkritik kinerjanya untuk menyampaikan kritikannya disertai dengan solusi dan sifatnya untuk membangun dunia pendidikan. Tidak hanya asal-asal.
Ely mencontohkan, ada pihak yang mengkritik tentang keterlambatan program konstruksi bangunan di Disdik. Namun, semestinya, kritikus tersebut memahami terlebih dahulu time schedule dari pekerjaan tersebut. ”Seperti di konstruksi diawali survei lapangan, pelaksanaan perencanaan, dan sampai ke konstruksi. Tidak bisa Januari langsung konstruksi, kan ada tahapan yang harus kita lakukan sesuai time schedule,” katanya.
BACA JUGA: Semangat Pasarkan Produk Halal
Diwawancara terpisah, praktisi pendidikan Kota Tasikmalaya Arip Ripandi angkat suara merespons polemik kinerja kadisdik. Dia menilai publik memiliki ekspektasi yang terlampau tinggi terhadap dunia pendidikan sehingga kinerja kadisdik selalu menjadi sorotan.
Menurut dia, selama bertugas beberapa waktu setelah dilantik, kepala dinas cenderung fokus membenahi internalnya. Maka dari itu, aparatur di bidang pendidikan perlu membangun komunikasi dalam merespons beragam polemik. ”Kami sebagai praktisi, siapa pun kepala dinasnya tentu berharap memiliki pemikiran lebih maju, profesional dan tentunya sinergis. Baik dengan stakeholder atau siapa pun. Ia mesti mampu menjalin komunikasi lantaran pendidikan itu tak hanya tugas dinas tapi tanggung jawab bersama,” ujar Arip saat menghubungi Radar, Senin (23/5/2022).
Sekretaris Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya itu meyakini kepala dinas hari ini mampu membawa dinasnya lebih baik lagi. Tinggal membangun soliditas dan sinergitas agar langkah dan upaya yang ditempuh berjalan beriringan dengan dukungan semangat yang sama. ”Beri kesempatan ia melakukan yang terbaik, saya yakin aparatur Disdik akan secara bersamaan bisa kompak, solid merealisasikan program yang semestinya dilakukan. Kami mendorong kepala dinas realisasikan itu,” tuturnya.