Kata Pengamat, Kebijakan PPKM Darurat Tidak Efektif. Kenapa?

Senin 05-07-2021,18:51 WIB
Reporter : agustiana

radartasik.com - Tanggak 3 juli sampai 20 juli mulai diberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. 

PPKM adalah kebijakan yang dibuat kemendagri dan sudah 2 hari dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Tasikmalaya. Sebenarnya PPKM juga tidak ada landasan hukumnya. 

Karena kalau mengacu undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantinaan Kesehatan hanya menyebutkan karantina wilayah, karantina rumah sakit, pembatasan sosial berskala besar. 

Kebijakan ini juga tidak dibarengi dengan bantuan-bantuan sosial (Bansos) langsung ke masyarakat, seperti sembako dan uang tunai langsung untuk membuat kebutuhan masyarakat terpenuhi selama masa PPKM. 

Serta, kegiatan-kegiatan masyarakat banyak yang mengalami penundaan mulai dari akses jalan yang ditutup, dan sampai pada kemacetan yang mengakibatkan kerumunan serta membuat setres baru. 

Karena dipaksa di rumah selama berhari-hari. Lalu, tempat-tempat ibadah ditutup selama PPKM hingga salat Idul Adha ditiadakan di masjid.

Hal-hal ini lah yang mengganggu kehidupan masyarakat. Ketika diterapkannya kebijakan PPKM dibuat dalam keadaan panik melihat tinggi korban Covid pasca Idul Fitri. 

Harusnya, kebijakan PPKM diambil tidak dalam panik. Tapi dalam keadaan pikiran yang dingin dan mempertimbangkan segala situasinya. Seperti kebutuhan setiap keluarga dan kegiatan masyarakat selama PPKM. 

Hal-hal ini harus diperhatikan, sehingga ketika kebijakan diambil tidak menimbulkan pro kontra dan pemimpin tidak lagi disebut sebagai pemimpin "King Lift of Service", karena Covid sudah terlalu ada di Indonesia dan masyarakat mulai jenuh dengan keadaan ini. 

Ada baiknya pemerintah mengambil beberapa kebijakan, daripada kebijakan PPKM yang saat ini tidak efektif malah menimbulkan kegaduhan baru.

Beberapa Langkah Kebijakan yang Bisa Diambil Adalah:

1. Hapuskan PPKM, serukan bahwa Covid ialah penyakit yang biasa saja. Cukup dengan obat biasa dan obat herbal. 

Ini penting dilakukan karena masyarakat secara psikologis tidak panik apabila ada gejala covid dan bisa mengurangi over load rawat inap di rumah sakit. 

Kemudian anggaran subsidi pemerintah untuk pasien covid. Ajak masyarakat untuk beralih ke obat biasa yang ada di apotek atau obat herbal. 

Karena hal ini sudah dilakukan negara tetangga, Singapura, yang menggangap covid ialah penyakit biasa dan masyarakat tidak perlu takut. 

2. Perketat protokol kesehatan di tempat keramaian seperti alun-alun, masjid, gereja, wihara, al-mal dan lain-lain. 

Tags :
Kategori :

Terkait