Ketua KONI Kota Tasik Minta Cabor Maksimal Dana Stimulan

Ketua KONI Kota Tasik Minta Cabor Maksimal Dana Stimulan

TAWANG — KONI KoA­ta Tasikmalaya meA­mohon terhadap cA­aA­bang olahraga (caA­bor) supaya bisa mA­eA­maksimalkan dana stiA­mulan seadanya, teA­taA­pi mendulang presA­tasi sebesar-besarnya.


Ketua KONI Kota Tasikmalaya H Arip Surahman memohon terhadap cabor supaya bisa memaksimalkan anggaran stimulan. Dia pun meminta para cabor memaklumi, ketika kondisi keA­uangA­an daerah yang dialokasikan terA­hadap KONI tidak meA­muaskan ekpsetasi.

“Kita semua berjuang saja berusaha lewat maA­teri dan segala maA­cam. Tak hanya anA­dalA­kan stimulan banA­A­tuan, Porwasi saja dapat stimulan Rp 150 juta dari Jawa BaA­rat, tenis dapat CSR dari BJB. Toh kalau ada keA­mauan dari cabor itu sendiri, bisa dapat tamA­bahan anggaran,” papar Arip usai menghadiri raA­pat koordinasi cabor di Jalan BKR, Jumat (28/5/2021).

Dia mengklaim pengurus tidak hanya duduk manis KONI menjelang BK Porprov. Upaya lobi-melobi sudah ditempuh melalui jalur corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Resik.

“Sudah kami coba ke BUMN, BUMD, untuk mengangkat minimal bantu untuk cabor. Hanya baru satu saja respons lainnya belum, bukan tidak. Mungkin karena pandemi, keuangan usaha juga sedang tidak stabil dan lain-lain,” tuturnya.

Wakil Ketua Bidang Bina Prestasi KONI Kota Tasikmalaya Dr Heri Yusuf menambahkan pihaknya sudah merasionalkan sejumlah usulan riil dari setiap cabor, dengan kemampuan anggaran yang ada. Di tahun 2021 ini, KONI mendapat anggaran Rp 2 miliar dengan alokasi Rp 1,1 untuk operasional dan Rp 950 juta bagi biaya BK Porda 37 cabor.

“Total alokasi untuk 37 cabor itu Rp 950 juta. Ajuan awal, atlet itu sekitar 751 berikut official-nya, setelah kami rasionalkan dan pangkas, menjadi 669 orang saja,” jelas Heri.

Dia menambahkan pengalokasian tersebut sudah serasional mungkin, menyesuaikan pendapatan KONI dari Pemkot yang hanya Rp 2 miliar di tahun ini.

”Sementara ajuan real dari cabang olahraga itu di angka Rp 2,1 miliar, hasil verifikasi yang kami laksanakan kebutuhan ada di angka Rp 1,8 miliar namun kemampuan anggaran baru sebatas Rp 950 juta,” ungkapnya

Sementara itu, menjelang Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (BK Porprov) Jawa Barat. Pengurus Cabang Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pengcab Pordasi) Kota Tasikmalaya memilih menarik diri dari event tersebut. Melihat proporsi anggaran yang tidak memungkinkan dari stimulant yang diberikan KONI Kota Tasikmalaya.

Ketua Pengcab Pordasi Kota Tasikmalaya, Abdullah Ahyani menuturkan pihaknya membutuhkan anggaran setidaknya Rp 60 juta dalam mengikuti BK Porprov Cabor Berkuda yang akan diselenggarakan 6 Juni 2021. Bertempat di Legok Jawa Kabupaten Pangandaran, pihaknya berencana mengirim 10 ekor kuda dengan 4 atlet untuk bertanding di 5 kelas pertandingan.

“Namun, dari hasil verifikasi cabor beberapa waktu lalu, rencananya alokasi untuk Pordasi itu Rp 59 juta, sementara realisasinya hanya Rp 29 juta. Maka kami berencana tidak mengirim atlet ke sana dengan alokasi yang tidak rasional,” tuturnya usai menghadiri rapat koordinasi cabor di Jalan BKR, Jumat (28/5/2021).

Tidak ikutsertanya olahraga berkuda di babak kualifikasi, secara otomatis menggugurkan kepesertaan dan peluang bertanding di Porprov Jawa Barat 2022. Padahal, kata dia, di tahun ini pihaknya sudah persiapan matang untuk kembali mendulang medali di ajang olahraga level provinsi tersebut.

“Sayangnya memang kondisi tidak memungkinkan maka saya berpikir untuk mundur,” tegas pria yang akrab disapa Dadul tersebut.

Dia mengulas di Porda Jawa Barat XIII Tahun 2018 di Kabupaten Bogor, Pordasi sukses membawa pulang 2 medali emas, 2 perak dan 3 perunggu. Ia mengaku pesimis ketika memaksakan diri dengan ketersediaan alokasi anggaran yang ada, bisa tampil prima di event mendatang.

“Dengan biaya tersebut kita tidak akan cukup, minimalis saja tidak, lebih baik absen di Porprov meski Porda lalu kami membawa pulang 7 medali,” keluhnya. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: