Kota Tasik ke-4 Terendah Tangani Covid-19

Kota Tasik ke-4 Terendah Tangani Covid-19

RADARTASIK.COM, TASIK — Upaya Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam menekan penyebaran Covid-19 perlu digembleng kembali. Sebab, kota berjuluk Kota Resik ini dinilai masih belum maksimal menekan angka kesembuhan bagi pasien Covid-19.


Hal itu terlihat, setelah Kota Tasikmalaya menempati urutan ke empat se-Jawa Barat sebagai daerah dengan angka kesembuhan pasien Covid-19 terendah.

Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, H Ivan Dicksan menuturkan berdasarkan hasil virtual meeting yang dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo, angka kesembuhan di Kota Tasikmalaya dari evaluasi nasional atas daerah se-Jawa Barat, sebanyak 73 persen.

Disusul Kabupaten Garut 71 persen dan Bogor 53 persen serta Cianjur 52 persen. “Ini jadi perhatian dan catatan kami bersama, supaya tidak mengendurkan kewaspadaan penyebaran Covid-19,” tuturnya usai menghadiri Rakor Pengarahan Presiden kepada Kepala Daerah dan Forkopimda se-Provinsi Jawa Barat di lobi VIP Bale kota, Kamis (27/5/2021).

Sementara angka kematian di Kota Tasikmalaya hanya di kisaran 2,06 persen tidak separah daerah tetangganya. Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, yang menempati urutan dua tertinggi dengan angka 3,44 persen dan 3,63 persen.

“Ini pun akan kami tindaklanjuti salah satunya dengan menekan dinas teknis terkait dalam monitoring dan pengawasan mitra kerjanya, tidak menutup kemungkinan di pusat kegiatan perbelanjaan yang beraktivitas kan tidak hanya warga Kota Tasik, tapi banyak juga dari daerah sekitar,” rinci Ivan.

Ivan menjelaskan Presiden Jokowi memberi arahan supaya kepala daerah selalu update memperbaharui data dan merespons fenomena Covid-19 yang terjadi di daerah masing-masing dengan intens.

”Jadi Pak Presiden juga menekankan supaya kepala daerah itu pantau angka-angka perkembangan Covid-19 tidak per minggu tapi setiap hari. Beliau tidak ingin kita seperti di India yang tiba-tiba terjadi lonjakan drastis,” katanya.

Kepala Bidang  Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra mengatakan Kota Tasikmalaya dalam waktu dekat akan mendapat kembali distribusi vaksin sekitar 960 vial. Meski saat ini, lanjut dia, stok vaksin tersedia di daerah terbilang cukup dalam mengejar prioritas vaksinasi yang sudah ditentukan.

“Kita juga di daerah terbantu adanya kebijakan Kapolri dimana, masing-masing instansi mereka berjalan juga vaksinasi distribusi vertikal. Termasuk, kami sekarang pun jemput bola, memprioritaskan lansia untuk disuntik,” kata Asep.

Dia mengungkapkan vaksinasi saat ini tidak hanya melayani penyuntikan di puskesmas saja, mereka menugaskan tenaga khusus untuk jemput bola ke posyandu dan kelurahan.

“Diharapkan dengan didekatkan akses vaksinasinya, bisa secepatnya laksanakan vaksinasi bagi sasaran. Meski, saat ini petugas kami juga dihadapkan masyarakat umum yang belum masuk sebagai sasaran ngotot ingin divaksin, banyak itu terjadi di lapangan,” ungkap dia.

Seperti diketahui, tren kasus positif di Kota Tasikmalaya sempat mengalami penurunan. Sepekan pasca hari raya Idul Fitri tepatnya 11 hari, Minggu (23/5/2021) tidak terjadi lonjakan kasus bahkan cenderung landai.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat mengaku bersama Satgas Penanganan Covid-19, khawatir adanya kenaikan signifikan seusai lebaran. Namun, faktanya kekhawatiran itu tidak terjadi dan kondisi daerah terbilang landau.

“Alhamdulillah, pasca hari raya dan libur lebaran kondisi kasus di daerah tidak seperti yang kami khawatirkan,” ujarnya kepada Radar, kemarin.

Pihaknya menegaskan meski dalam tahapan tracing yang dilaksanakan surveilan, masih ditemukan beberapa kasus positif baru. Temuan di lapangan tidak begitu memprihatinkan, apalagi terjadi angka yang signifikan.

“Termasuk, yang tercatat dari sampling ataupun yang datang dari luar daerah ke Kota Tasik, itu yang kasus terkonfirmasi positif juga relatif sedikit alias tak banyak,” kata Uus.

Menurut dia, hal tersebut tidak terlepas adanya kerjasama dan upaya bersama, baik stakeholder pemerintahan. Termasuk mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat ditengah pandemi.

“Syukurnya, kerumunan-kerumunan yang berpotensi untuk penyebaran Covid-19 walaupun diawal sangat mengkhawatirkan, tapi hingga kini yang terlihat sekali saat 2 hari sebelum Lebaran sampai hari ini relatif sudah terkendalikan,” optimisnya.

       

Dia menambahkan kesadaran masyarakat yang datang ke Kota Resik pun, dari beberapa pantauan di lapangan sudah mulai tertib membawa keterangan bebas Covid-19. Hal itu, lanjut Uus, bersumbangsih dalam pengendalian lonjakan kasus.

“Kalaupun mereka tak memiliki surat ketersngan sehat, mereka ada kesadaean diri memeriksakan diri ke Puskesmas atau ke kami di Dinkes,” tutur Mantan Kepala Puskesmas Purbaratu tersebut.

Sementara masyarakat yang positif, kata dia, berinisiatif melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Kemudian menghindari interaksi dengan anggota keluarga masing-masing agar tidak berpotensi memaparkan dan menambah angka kasus.

“Termasuk, dampak penutupan tempat wisata juga berpengaruh. Itu adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemkot. Hal lainnya kan pembatasan jam, penyekatan dan lain sebagainya,” rinci Uus. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: