Ramadan Momentum Hijrah Finansial
Reporter:
syindi|
Jumat 30-04-2021,16:30 WIB
TASIK - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Tasikmalaya, Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Tasikmalaya dan Ikatan Alumni Ekonomi Islam (IAEI) melaksanakan webinar Gebyar Safari Ramadan 1442 H Berkah Bersama Keuangan Syariah di Studio Radar TV, Kamis (29/4/2021).
Webinar mengusung tema Ramadan sebagai Momen Hijrah Finansial. Pematerinya yakni Direktur PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Kokok Alun Akbar, Ketua MES Tasikmalaya Prof Dr Kartawan MP, Kepala OJK Tasikmalaya Edi Ganda Permana dan Influencer Kota Tasikmalaya Uyung Aria.
Kepala OJK Tasikmalaya Edi Ganda Permana mengatakan, memanfaatkan momentum Ramadan ini pihaknya bergerilya meningkatkan literasi ekonomi syariah kepada masyarakat Priangan Timur, khususnya Tasikmalaya. Implementasinya dengan menyelenggarakan webinar Gebyar Safari Ramadan 1442 H sebagai edukasi ekonomi syariah.
“Kami terus melakukan pemahaman seluruh masyarakat agar memahami ekonomi syariah. Karena dianggap sangat bagus dan efektif untuk menyejahterakan masyarakat,” katanya kepada Radar, Kamis (29/4/2021).
Gebyar Safari Ramadan ini bertujuan untuk mendongkrak literasi dan inklusi keuangan syariah. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2019 yang dilakukan oleh OJK, disebutkan bahwa literasi keuangan syariah masih rendah yaitu sebesar 8,93%.
“Momentum Ramadan ini masyarakat getol beribadah. Harapannya dengan melakukan webinar ini semoga bisa berhijrah dengan menerapkan ekonomi syariah,” katanya.
Lanjutnya, prinsip yang dikembangkan ekonomi syariah adalah sesuai dengan Al-Qur'an dan sunah. Oleh karenanya, masyarakat ketika menerapkan ekonomi syariah bisa aman, sehingga memberikan kemaslahatan umat.
“Ekonomi syariah memberikan pencerahan lebih baik. Ketika bermuamalah atau bertransaksi bisa dengan instrumen keuangan syariah sehingga industri keuangan syariah akan maju,” ujarnya.
Ia pun terus mengingatkan masyarakat Priangan Timur untuk bisa menerapkan ekonomi Islam, salah satunya bisa memilih produk perbankan syariah dibandingkan produk bank konvensional. Karena di Eropa, bank syariah kini tidak hanya melayani kaum muslim namun juga non muslim.
“Di London, sudah banyak nasabah bank syariah dari kalangan non muslim. Perkembangan saat ini, dua kota besar dunia yaitu London dan Dubai, terus bersaing untuk menjadi pusat keuangan syariah terbesar di dunia barat,” katanya.
Hingga beberapa tahun terakhir, keuangan syariah mulai menjadi jantung industri keuangan di Inggris dan Uni Emirat Arab (UEA). “Artinya bank syariah kini memposisikan diri sebagai alternatif dalam sistem perbankan di Barat,” ujarnya.
Ketua MES Tasikmalaya Prof Dr Kartawan MP menyebutkan, peluang ekonomi syariah di Indonesia sangat memungkinkan karena penduduk muslim di Indonesia sekitar 229,6 jutaan. Itu berarti 87,2 persen dari penduduk Indonesia.
“Populasi muslim di Indonesia ini seharusnya bisa memakai ekonomi syariah. Dengan begitu masyarakat mendapatkan kemakmuran,” katanya.
Namun masyarakat Indonesia, khusus Tasikmalaya yang dikenal Kota Santri belum bisa sepenuhnya berhijrah ke ekonomi syariah.
Untuk itu, MES bekerja sama dengan OJK, BI, BSI dan IAEI terus memberikan layanan yang lebih luas untuk semua umat, dalam upaya menyosialisasikan dan mengedukasi pentingnya menerapkan ekonomi syariah untuk kehidupan sehari-hari.
“Kita ingin memasyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan, ekonomi syariah, salah satunya produk halal, justru sekarang sebagai gaya hidup. Mengonsumsi yang halal pasti aman dan baik bagi kesehatan.
“Untuk itu, MES juga membina UMKM binaan BI agar memiliki sertifikasi produk berlabel halal,” katanya.
(riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: