Belajar Tatap Muka di Kota Tasik Masih Tahap Diskusi

Belajar Tatap Muka di Kota Tasik Masih Tahap Diskusi

INDIHIANG — Wacana pembelajaran tatap muka (PTM) bagi sejumlah siswa tingkat akhir SD dan SMP mulai menemukan titik terang. Pemerintah Kota Tasikmalaya menyanggupi sejumlah ketentuan yang harus disiapkan dalam menekan risiko terpaparnya Covid-19 terhadap para pelajar.


Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya, Mohammad Dani mengA­ungkapkan sejauh ini kesiapan pihak sekolah dan orang tua siswa, nyaris final. Supaya PTM menjelang Ujian Akhir Sekolah (UAS) bisa diselenggarakan. Pihaknya akan mengatur sejumlah instrument yang diperlukan dalam meminimalkan potensi paparan Covid-19.

“Nanti kita atur shift, supaya mobilisasi siswa tidak terjadi peA­numpukan dan sekolah kita teA­kankan awasi proA­kes dengan seA­rius termasuk kami turunkan pengawas satuan pendidikan untuk meA­monitor,” kata Dani, pada rapat dengar pendapat di ruang paripurna, Rabu (7/4/2021).


Dia menjelaskan apabila wacana itu terlaksana, pihaknya sudah mengatur operasional siswa di sekolah. Mulai dari melarang adanya pedagang asongan depan sekolah, meniadakan kantin di dalam sekolah dan tidak ada jam istirahat dalam mengurangi risiko kerumunan.

”Satu kelas pun misalnya 10 sampai 16 orang saja, siswa lain mengisi ruang kelas lain karena kan hanya kelas 6 SD dan 9 SMP,” tuturnya.

Ia pun meminta vaksinasi bagi para tenaga pendidik diprioritaskan, supaya minimalnya seluruh guru yang akan mengikuti uji coba PTM jelang UAS terantisipasi.

“Lebih percaya diri, ketika pelaksanaan tatap muka nanti gurunya sudah pada divaksin. Sekarang memang sudah, tetapi belum semua disuntik,” harap Dani.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya, H Aay Zaini Dahlan menyanggupi untuk berkoordinasi dengan Organda, dalam menyiapkan prokes bagi angkutan-angkutan umum. Ia mengakui, wacana ini tentu disambut baik para pelaku transportasi, terutama yang selama ini hanya mengandalkan demand dari anak sekolah.

“Memang ini ditunggu sekali angkutan umum dan moda transportasi lainnya, terutama angkot. Pangsa mereka kebanyakan anak sekolah, meski ongkos irit tapi demand masif,” katanya.

Aay menegaskan ketika PTM dimulai, setiap angkutan umum yang biasa diisi 10 penumpang dikurangi kapasitasnya menjadi lima tempat duduk saja. Menjaga jarak, supaya siswa tidak berdempetan dalam angkutan.

“Catatan-catatan dari sisi kesehatan akan kita tekankan terhadap rekan-rekan organda. Kami menyambut baik hal ini, karena semenjak Covid-19 angkot banyak sekali mengeluhkan sepi,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota TaA­sikmalaya dr Uus Supangat menegaskan sepanjang prokes diterapkan dengan ketat, bisa saja PTM diberlakukan. Semua pihak yang terkait dalam proses belajar mengajar nanti, wajib berkomitmen menekan risiko terjadinya paparan.

“Kalau pun vaksinasi, kita akan upayakan tetapi memang jumlah vaksinnya terbatas mungkin semua bertahap menyesuaikan realisasi dan kiriman juga dari provinsi,” katanya.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Gilman Mawardi meA­nyimpulkan, secara prinsip dinas terkait sudah tidak memiliki persoalan dalam merealisasikan wacana PTM jelang UAS. Dimana efektifnya pelaksanaan tersebut, maksimal hanya tiga pekan saja menjelang siswa libur kembali berganti tahun ajaran baru.

“Semoga Satgas Covid-19 juga sepaham, maka kita akan sampaikan nota komisi terhadap pimpinan DPRD untuk mengundang jajaran satgas membahas hal ini,” harapnya.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya H Undang Syafrudin menekankan Disdik harus benar-benar memastikan fasilitas prokes di sekolah sudah terpenuhi. Supaya risiko penularan benar-benar terkendali dan tidak terjadi klaster PTM.

“Kita tekankan itu, serius benar-benar harus serius. Jangan sampai uji coba ini malah membawa musibah,” katanya khawatir.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan menambahkan hasil rapat tersebut akan segera dikomunikasikan di internal legislatif, supaya segera mendapat restu dari Plt wali kota.

“Kita tidak ingin karena Pandemi Covid-19 dua angkatan pendidikan lulus tanpa ujian. Semoga upaya ini teralisasi, apalagi stakeholder keseluruhan sudah siap, semoga target kita pekan depan bisa mulai,” tegasnya.

Politisi PKB itu menambahkan berdasarkan data Dinas Kesehatan, sudah tidak ada lagi kelurahan yang masuk kategori zona merah. Sembilan diantaranya sudah hijau dan 60 lainnya kuning. Kondisi tersebut, kata dia, tentunya memungkinkan untuk melaksanakan uji coba PTM menjelang UAS.

“Kita lihat mal-mal, dan pusat keramaian lain saja sudah buka dan kasus tidak terjadi lonjakan signifikan dari kemarin. Masa sekolah belum juga,” keluh Ketua KNPI Kota Tasikmalaya itu. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: