Turki Blokir Penerbangan Rusia ke Suriah

Turki Blokir Penerbangan Rusia ke Suriah

Radartasik.com, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengumumkan negaranya akan menolak perjalanan ke penerbangan Rusia menuju Suriah.

Meskipun Turki adalah anggota NATO, tetapi belum memberikan sanksi kepada Rusia atas konflik di Ukraina dan sedang mendiskusikan hak wilayah udara dengan Moskow sebagai bagian dari negosiasi yang lebih luas tentang hak maritim Laut Hitam.

"Kami menutup wilayah udara untuk pesawat militer Rusia dan bahkan untuk pesawat sipil yang pergi ke Suriah dan membawa tentara," kata Cavusoglu kepada wartawan sebelum berangkat ke Uruguay.

Menteri menambahkan bahwa izin untuk menerbangkan pasukannya melalui wilayah udara Turki telah diberikan kepada Rusia dalam blok tiga bulan yang habis bulan ini.

“Selanjutnya penerbangan telah berhenti,” tutur Cavusoglu, ia mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memberi tahu rekannya dari Rusia, Vladimir Putin tentang keputusan tersebut.

Diskusi seputar kelanjutan penerbangan akan dimasukkan ke dalam negosiasi Konvensi Montreux yang mengacu pada perjanjian internasional yang mengatur lalu lintas maritim di Laut Hitam.

Perjanjian tersebut menjamin akses tak terbatas ke laut untuk kapal sipil selama masa damai, tetapi memberi Turki izin untuk menutup Selat Bosporus dan Dardanelles untuk kapal militer selama perang.

Turki meminta konvensi tersebut untuk menolak akses kapal perang Rusia ke Laut Hitam setelah serangan militer Moskow di Ukraina pada Februari, tetapi hanya membatasi kapal-kapal Rusia yang pelabuhan asalnya terletak di luar Laut Hitam.

Meskipun Turki adalah anggota aliansi NATO, Turki tidak memberikan sanksi atau mengutuk Rusia atas konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Sebaliknya Ankara membeli gas dari Rusia dan  memposisikan dirinya sebagai mediator antara Moskow dan Kiev.

Sementara negosiasi yang ditujukan untuk menyelesaikan konflik termasuk pembicaraan di Ankara bulan lalu ini gagal memberikan hasil positif, Cavusoglu mengatakan bahwa negosiasi ruang belakang masih berlangsung, draf deklarasi bersama sedang dikerjakan dengan fokus tentang “ketidakberpihakan, keamanan dan jaminan.”

Cavusoglu memperingatkan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky harus membuat keputusan akhir tentang deklarasi tersebut.

Dikutip dari Russian Today, menteri Turki juga menuduh NATO mendorong "perang Ukraina terus berlangsung" sebagai upaya untuk melemahkan Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today