Kisah Lucu Sistem Zonasi PPDB di Kota Tasikmalaya, Panitia Keceplosan Sebut Angka Rp 15 Juta

Kisah Lucu Sistem Zonasi PPDB di Kota Tasikmalaya, Panitia Keceplosan Sebut Angka Rp 15 Juta

Kisah Lucu Sistem Zonasi PPDB di Kota Tasikmalaya, Panitia Keceplosan Sebut Angka Rp 15 Juta--

Tidak selang berapa lama muncullah seorang pria. Dia memperkenalkan diri sebagai guru juga panitia PPDB SMA Negeri itu.

Setelah itu terdengar penjelasan tentang anak-anak para orang tua itu yang tidak lolos PPDB. 

Ternyata masih ada kesempatan agar anak-anak mereka dapat diterima di SMA Negeri favorit itu.

Syaratnya harus menyiapakan sejumlah uang. “Sekitar Rp 15 juta,” begitu kata Pak Mujur menirukan ucapan panitia PPDB SMA Negeri Favorit itu.

Pak Mujur penasaran dengan nasib anaknya. Lalu dia mengangkat tangan. Minta izin berbicara.

Panitia PPDB SMA Negeri favorit itu mempersilahkan.

“Kalau anak saya kan sudah lolos pak. Bagaimana? Harus juga membayar uang sejumlah itu?” tanya Pak Mujur.

Suasana ruangan langsung sepi. Panitia PPDB itu terlihat kaget. Wajahnya memucat. 

Dia keceplosan menyebut angka Rp 15 juta. Dia juga salah mengundang orang tua siswa.

Yang dikumpulkan harusnya orang tua siswa yang tidak lolos PPDB. Pihaknya mau membantu meloloskan asal ada sejumlah uang.

Tidak lama dia menyudahi pertemuan dan pergi meninggalkan ruangan. Pak Mujur bengong jadinya.

Tapi anaknya tetap bisa sekolah di SMA Negeri favorit itu. Tanpa mengeluarkan uang Rp 15 juta.

Ternyata kisah lucu sejak sistem zonasi PPDB diterapkan terus terulang setiap tahun.

Bahkan salah seorang pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan juga sudah tidak tahan dengan sistem zonasi ini.

Anaknya sendiri tidak dia masukan ke SMA Negeri. Dia memilih masuk ke pesantren agar terhindar dari kemudharatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: