Yayasan Alihsan Mutaqin Karyamandala Kota Tasikmalaya Transfer Ilmu kewirausahaan ke Ratusan Santri
Para pemateri On line Shop, Peluang Usaha Baru Bagi Santri Di Era Digital Santripreneur difoto bersama usai pelatihan di Hotel Mangkubumi Kota Tasikmalaya, kemarin Minggu 9 Juni 2024. istimewa--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Ratusan santri dan calon wirausaha mendapat pencerahan dari Yayasan Alihsan Mutaqin Karyamandala Kota Tasikmalaya.
Kemarin Minggu 9 Juni 2024, Yayasan Alihsan Mutaqin Karyamandala melaksanakan pelatihan kewirausahaan dengan para peserta dari berbagai kalangan santri sejumlah 150 orang di Hotel Mangkubumi.
Ketua Yayasan Alihsan Mutaqin Karyamandala, Acep Fikron Hasan mengatakan, pelatihan kewirausahaan ini menghadirkan empat narasumber.
Diantaranya yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Perindustrian Perdagangan (Diskop UMKM Perindag), Apep Yosa Firmansyah.
BACA JUGA:Petugas Gabungan Kawal Ribuan Muslim Aksi Bela Palestina di Kota Banjar
Kemudian pemateri lainnya adalah pelaku usaha yang aktif di organisasi HIPMI Kota Tasikmalaya, Roni Fitra, dan ketua Generasi Muda Nahdlatul Ulama, Miftah Farid dan Manajer Perusahan Swasta, Iyan Kusmawan.
"Maksud dan tujuan lembaga kami melaksanakan kegiatan tersebut untuk mempersiapkan SDM menjawab tantangan zaman," terang Acep Fikron Hasan, Senin 10 Juni 2024.
"Kami Yayasan Al-Ihsan Muttaqin Karyamandala mencoba merespon kondisi tersebut dengan membuat sebuah pelatihan wirausaha bagi santri," sambungnya.
Terang dia, tema pelatihan ini adalah On line Shop, Peluang Usaha Baru Bagi Santri Di Era Digital Santripreneur.
BACA JUGA:6 Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Zulhijah Selain Hari Raya Idul Adha
"Harapan kami adalah bagaimana santri dan pesantren bisa berdaya dan berdaya saing dengan melek terhadap kondisi," harapnya.
Sebab, beber dia, santri dan pesantren disamping menjalankan aktivitas pendidikan juga mampu menyelenggarakan unit usaha yang menjadi ruang usaha baru bagi keberlangsungan pesantren.
"Dan ruang pendidikan baru bagi santri untuk mempelajari usaha melalui media online," bebernya.
Pihaknya menilai bahwa tegaknya qgama, keberlangsungan pesantren serta kemajuan dan keberdayaan santri harus ditopang dengan pondasi ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: