Jelang Lebaran 2024, Emak-Emak di Tasikmalaya Cari Nafkah di Jalanan Jadi Badut, Anaknya Disuruh Ngemis
Petugas gabungan di Kota Tasikmalaya saat menertibkan emak yang jadi badut jalanan dan anaknya disuruh ngemis, beberapa waktu lalu 1 April 2024. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
Jelang Lebaran 2024, Emak-Emak di Tasikmalaya Cari Nafkah di Jalanan Jadi Badut, Anaknya Disuruh Ngemis
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Jumlah individu yang mengalami masalah sosial meningkat selama bulan Ramadhan. Di Kota Tasikmalaya, pengemis dan anak jalanan seringkali terlihat.
Aktivitas ini tidak hanya musiman, tetapi juga diperkirakan menjadi sumber pendapatan utama bagi mereka.
Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Tasikmalaya bekerja sama untuk meningkatkan pengawasan terhadap pengemis dan anak jalanan, Senin 1 April 2024 lalu.
BACA JUGA:Begini Kondisi Jalan di Jalur Mudik Alternatif Garut-Tasikmalaya, Waspadai Jalan yang Bergelombang
Kali ini, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) juga terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Bagian P3A terkait dengan perlindungan perempuan dan anak, banyak anak yang terlibat dalam aktivitas badut jalanan. Ada kekhawatiran bahwa mereka dieksploitasi oleh orang tua atau pihak lain,” ungkap Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), Lusi Rosdianti.
Lusi menemukan tiga emak-emak yang menjadi badut jalanan dan pengemis di pusat kota, seringkali berada di setiap lampu lalu lintas. Yang menjadi perhatian utamanya adalah kehadiran anak-anak dalam aktivitas tersebut.
Dia menjabarkan, anak-anak tidak boleh diajak atau diminta untuk mengemis, karena mereka memiliki hak perlindungan yang harus dihormati.
BACA JUGA:Spesifikasi Lengkap Laptop Lokal Axioo Pongo 725 Dengan Performa Gahar
“Tidak boleh membawa anak-anak menjadi pengamen di jalanan karena hal ini melanggar hak perlindungan anak,” bebernya.
Kehadiran badut jalanan semakin meningkat di kota dan tempat-tempat ramai sejak awal tahun 2024 hingga Ramadhan.
Masyarakat kelas bawah, terutama yang mengandalkan penghasilan harian, mencari berbagai cara untuk bertahan hidup.
Terlepas dari pemutusan hubungan kerja dan sulitnya mendapatkan pekerjaan kembali sesuai dengan profesinya, menjadi badut jalanan akhirnya menjadi pilihan sementara bagi sebagian orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: