Pergeseran Tanah Kembali Terjadi di Kabupaten Garut, BPBD Lakukan Pengecekan, Hasilnya?

Pergeseran Tanah Kembali Terjadi di Kabupaten Garut, BPBD Lakukan Pengecekan, Hasilnya?

Polisi saat memeriksa pemukiman warga yang terdampak pergerakan tanah di Kampung Kaso Desa Padahurip Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut, beberapa hari lalu. dokumentasi polsek banjarwangi--

Pergeseran Tanah Kembali Terjadi di Kabupaten Garut, BPBD Lakukan Pengecekan, Hasilnya?

GARUT, RADARTASIK.COM - BPBD Kabupaten Garut terus memantau pergerakan tanah yang melanda pemukiman penduduk di Kecamatan Banjarwangi untuk mengetahui dampaknya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Garut Daris Hilman mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait bencana pergerakan tanah di Kampung Kaso, Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi sejak beberapa hari lalu.

Selanjutnya BPBD menindaklanjutinya untuk menentukan kebijakan terkait masyarakat di daerah tersebut perlu direlokasi atau tidak.

BACA JUGA:Model Hijab untuk yang Berkacamata, Tampil Cantik dan Nyaman Tanpa Ribet untuk Ramadhan 2024, Ini Tipsnya!

Ia menerangkan pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat yang terdampak untuk segera mengusing ketempat yang lebih aman.

"Untuk segera bergeser ke rumah sanak saudara apabila pergeserannya masif," paparnya, Rabu 6 Maret 2024.

Daris menerangkan, saat ini BPBD Kabupaten Garut sedang menindaklanjuti untuk menentukan kebijakan terkait masyarakat di daerah tersebut apakah perlu direlokasi atau tidak.

Ia menyampaikan, langkah saat ini melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat untuk segera mengungsi apabila pergerakan tanah terus terjadi.

BACA JUGA:Tukang Jegal dari PSS Sleman, Ini Deretan Kartu Kuning dan Merah yang Dikoleksi Wahyudi Hamisi yang Fantastis

"Sudah diedukasi agar menutup rekahan dengan lumpur untuk sementara tindakan darurat," terangnya.

Kapolsek Banjarwangi Iptu Amirudin Latif menuturkan, pihaknya juga melakukan patroli untuk mengecek daerah terdampak pergerakan tanah yang menyebabkan tanah retak-retak sejak sepekan lalu.

Retakan tanah, tambah dia, kembali terjadi dan melebar di kampung tersebut setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Garut, Minggu 3 Maret 2024 lalu dan mengakibatkan kerusakan pada bangunan rumah dan musala.

"Rumah warga retak-retak, miring, dan kolam warga surut, adapun warga yang terdampak berjumlah 16 KK dan bangunan musala," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: