Simone Inzaghi Menyusun Inter Milan Menjadi Sebuah Karya Seni yang Menghasilkan Poin dan Permainan Hebat

Simone Inzaghi Menyusun Inter Milan Menjadi Sebuah Karya Seni yang Menghasilkan Poin dan Permainan Hebat

Simone Inzaghi-Tangkapan Layar Instagram @inter-

RADARTASIK.COM – Dalam tulisannya di Tuttomercato, Fabrizio Biasin menggambarkan Simone Inzaghi sebagai orang yang menyusun Inter Milan menjadi sebuah karya seni yang menghasilkan poin dan permainan hebat. 

Menurut Biasin, meskipun Nerazzurri menghadapi masalah fisik saat melawan Genoa yang dipimpin oleh Gilardino, keberhasilan meraih 12 kemenangan dalam sejumlah pertandingan di tahun 2024 adalah sebuah pencapaian langka yang sangat dihargai, baik di dalam maupun di luar Italia. 

Ia menunjukkan bagaimana Thierry Henry dengan susah payah menata pion virtual di ruang tamu acaranya untuk menyampaikan pesan: "Inzaghi telah melakukan pekerjaan yang luar biasa!". 

Biasin dengan tegas menolak anggapan wajar bahwa Inter Milan mendominasi Serie A karena Inzaghi memiliki skuad terbaik.

BACA JUGA:Singkingkirkan Real Sociedad 2-1, Vitinha: Ruang Ganti PSG Yakin Bisa Memenangkan Liga Champions

“Seringkali hal ini dianggap sepele dengan komentar seperti 'ya, dia memiliki mobil terbaik, jadi siapa pun yang menggantikannya pasti akan menang'," kata Biasin. 

“Namun, hal tersebut tidak benar,” tegasnya. 

“Sebuah rangkaian bahan baku langka dan berkualitas tinggi adalah awal yang sangat baik untuk menyajikan hidangan yang lezat, namun tanpa kehadiran seorang koki yang ahli, hanya 'bahan baku terbaik' yang akan tersisa,” jelasnya tentang sentuhan tangan dingin Simone Inzaghi saat ini.

“Inzaghi meraih 178 kemenangan dalam 300 pertandingan pertamanya di Serie A, tak ada yang seperti dia,” paparnya. 

BACA JUGA:Javier Zanetti: Kinerja Inzaghi dan Pemain Memberikan Kami Kepuasan yang Besar

“Dia tidak hanya mengelola timnya dengan baik, tetapi juga mampu menarik bakat-bakat muda, membentuk sebuah tim yang kompak dan berkinerja tinggi,” pujinya.

Di sisi lain, Fabrizio Biasin menjelaskan paradoks yang terjadi pada Juventus. Meskipun menunjukkan penampilan terbaik mereka di lapangan, Bianconeri justru mengalami kekalahan. 

Menurutnya, hal ini tidak terjadi karena taktik Allegri, ia menyarankan bahwa sudah saat Juventus tampil lebih berani walaupun banyak kabar bahwa Thiago Motta akan menjadi juru taktik Nyonya Tua musim depan. 

"Apakah ini karena Allegri harus memainkan sepak bola pragmatisnya, jika tidak, selamat tinggal poin, namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: tuttomercato