Orang Tua Siswa SD di Tasikmalaya Kembali Tagih Uang Tabungan yang Dibawa Mantan Kepsek

Orang Tua Siswa SD di Tasikmalaya Kembali Tagih Uang Tabungan yang Dibawa Mantan Kepsek

Aksi para orang tua siswa SDN Pakemitan 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, kemarin Kamis 29 Februari 2024. rangga jatnika / radar tasikmalaya--

Orang Tua Siswa SD di Tasikmalaya Kembali Tagih Uang Tabungan yang Dibawa Mantan Kepsek

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Para orang tua siswa SDN Pakemitan 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya kembali menggeruduk sekolah, kemarin Kamis 29 Februari 2024. 

Hal ini berkaitan dengan uang tabungan siswa yang dibawa mantan Kepala Sekolah (Kepsek). Mantan Kepsek itu sempat maju menjadi caleg di Pileg 2024.

Kasus uang tabungan siswa di SDN 1 dan 3 Pakemitan ini pada tahun 2023 menggemparkan publik. Mantan kepala sekolah berinisial IS menjadi sosok sentral dalam kasus tersebut.

BACA JUGA:Jelang Laga Melawan Lazio, Stefano Pioli Minta AC Milan Lupakan Kekalahan Telak 4-0 di Olimpico

Menurut kesepakatan terakhir, IS seharusnya membayar total sekitar Rp 776 juta secara bertahap hingga akhir Desember 2023. 

Namun, sepertinya IS tidak memenuhi kesepakatan tersebut, menyebabkan masalah ini terus berlarut-larut.

Para orang tua siswa SDN 1 Pakemitan kembali menuntut hak mereka ketika IS tidak memenuhi kewajibannya. Meskipun IS sudah tidak menjabat, sekolah terpaksa terlibat dalam penyelesaian masalah ini.

Dalam upaya penyelesaiannya, para orang tua siswa, komite sekolah, dan pihak TNI-Polri dari Polsek Ciawi dan Koramil 1204 berkumpul untuk berkomunikasi. 

BACA JUGA:Alasan Tolak Bobotoh Persib Hadir ke Stadion, Klub Milik Raffi Ahmad Kirim Surat Resmi ke Persib, Ini Isinya

Dodi Kurniadi, perwakilan orang tua siswa, menyatakan bahwa hanya sebagian kecil dari total uang yang dikembalikan, yaitu sekitar Rp 456 juta dari Rp 776 juta. "Sisanya sekitar Rp 320 juta,” ucapnya.

Meskipun tahun 2024 sudah berjalan 2 bulan, belum ada informasi lebih lanjut yang diterima oleh para orang tua. 

Oleh karena itu, mereka kembali mendesak sekolah untuk membantu memediasi komunikasi dengan IS. "Tidak bisa membuktikan apa yang dia sanggupi,” terangnya.

Para orang tua menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak sekolah, menekankan bahwa sekolah tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya hanya karena IS telah pensiun. "Sekolah harus hadir dalam masalah ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: