GPT Jawa Barat Ingatkan Milenial dan Perempuan Tasikmalaya Soal Demokrasi dalam Kearifan Lokal

GPT Jawa Barat Ingatkan Milenial dan Perempuan Tasikmalaya Soal Demokrasi dalam Kearifan Lokal

Ketua GPT Jawa Barat, Hj Vera Amalia saat membuka diskusi Demokrasi dalam Tata Nilai Kearifan Lokal di RM Sambel Hejo, Kota Tasikmalaya, Kamis 4 Januari 2024. istimewa--

GPT Jawa Barat Ingatkan Milenial dan Perempuan Tasikmalaya Soal Demokrasi dalam Kearifan Lokal

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Gerakan Perempuan Tangguh (GPT) Jawa Barat mengingatkan milenial dan perempuan mengenai demokrasi dalam konteks nilai-nilai kearifan lokal. 

Hal itu jadi topik hangat dalam diskusi 'Demokrasi dalam Tata Nilai Kearifan Lokal', Kamis 4 Januari 2024 di RM Sambel Hejo, Cibeureum, Kota Tasikmalaya.

Dalam diskusi tersebut, dua pemateri menyoroti pentingnya pendidikan politik untuk generasi muda dan perempuan, yang seringkali kurang paham mengenai pemerintahan dan demokrasi.

BACA JUGA:Kanopi Stasiun Yogyakarta Roboh Timpa 5 Mobil, KAI Sampaikan Permohonan Maaf

"Aktivitas seperti ini perlu terus dilakukan untuk mendidik generasi Z dan perempuan tentang pentingnya pemahaman politik untuk masa depan mereka dan bangsa," ujar Asep Rizal, pemateri diskusi.

Asep juga menekankan bahwa memahami nilai-nilai kearifan lokal dimulai dengan kesadaran terhadap keberagaman suku, budaya, dan agama di Indonesia. 

"Hari ini saya berbicara tentang kebhinekaan. Kekuatan Indonesia terletak pada kolaborasi untuk mendukung keberagaman di sekitar kita," terangnya.

Selain itu, Asep menegaskan bahwa politik bukan hanya ranah para laki-laki, melainkan juga hak perempuan. 

BACA JUGA:Ikuti Program Pendampingan BRI, UMKM Ini Jadi Tahan Banting!

"Seolah-olah politik hanya milik pria, kekuasaan hanya dapat diraih oleh laki-laki. Kita harus mendidik bahwa perempuan memiliki hak yang setara," beber Asep.

Myftah Farid, pemateri lainnya, juga menekankan pentingnya pendidikan politik untuk generasi milenial dan perempuan. 

"Banyak orang yang hanya mengikuti pemilihan berdasarkan pilihan orang tua atau tokoh masyarakat tanpa pemahaman yang mendalam," tuturnya.

Menurut Myftah, Pemilu bukan sekadar pemilihan calon, melainkan juga kesempatan untuk mendidik masyarakat tentang politik dan demokrasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: