Mantan Menteri Pertahanan Israel: Perang Melawan Pejuang Hamas Akan Berlangsung Lama

Mantan Menteri Pertahanan Israel: Perang Melawan Pejuang Hamas Akan Berlangsung Lama

Ilustrasi Pejuang Hamas-Tangkapan Layar X-

RADARTASIK.COM - Benny Gantz, mantan Menteri Pertahanan Israel mengakui “Perang melawan pejuang Hamas akan berlangsung lama” saat berbicara pada pemakaman Ofir Libstein.

Libstein merupakan seorang ketua dewan regional yang diduga dibunuh oleh pejuang Hamas, yang pemakamnnya dihadiri Benny Gantz.

Gantz memperkirakan bahwa pertempuran melawan pejuang Hamas akan memakan waktu berbulan-bulan, dan pembangunan kembali Jalur Gaza butuh bertahun-tahun.

“Perang di selatan, dan jika diperlukan juga di utara atau di mana pun, mungkin memakan waktu berbulan-bulan, dan pembangunan kembali akan memakan waktu bertahun-tahun,” kata Gantz. 

BACA JUGA:Gara-Gara Postingan di Instagram, AS Ketahuan Kirim Pasukan Khusus Bantu Israel

“Hanya ketika pembangunan kembali selesai kita akan menang,” ujarnya, seperti dikutip Times of Israel.

Gantz, yang disebut sebagai calon kuat pengganti Benjamin Netanyahu juga mengulas situasi di selatan yang bergejolak di perbatasan Israel dengan Lebanon, yang merupakan rumah bagi kelompok Hizbullah. 

Ia menegaskan tujuan Israel bukan hanya untuk mengalahkan Hamas, namun menjanjikan bahwa wilayah selatan akan menjadi surga bagi kaum Yahudi.

“Setelah kami menang, dalam bidang apa pun yang kami perjuangkan, kami akan berdedikasi untuk pembangunan kembali ini,” ucapnya.

Disisi lain, Gadi Shamni, mantan komandan Divisi Gaza IDF, menyatakan bahwa AS mengharapkan Israel untuk menghancurkan Hamas.

BACA JUGA:Tekor Saat Melintas di Tikungan Lalu Tabrak Tembok Pagar, Pasangan Suami Istri Meninggal Dunia

Gadi Shamni percaya militer Israel mampu melakukan tugas tersebut, dan mampu menyelesaikan misi tersebut dalam waktu enam hingga delapan bulan.

Namun, tanggapan bereda datang dari mantan kepala CIA, David Petraeus yang memperingatkan bahwa invasi darat Israel di Gaza bisa menjadi perang di Mogadishu, mengacu pada pertempuran berdarah tahun 1993 yang melibatkan pasukan AS di ibu kota Somalia.

“Anda akan melihat pelaku bom bunuh diri, Anda akan melihat alat peledak rakitan, akan ada penyergapan, jebakan, dan lingkungan perkotaan, sekali lagi, sangat menantang,” tuturnya kepada Politico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: