Vladimir Putin: Penderitaan Rakyat Palestina Ada di Hati Umat Islam

Vladimir Putin: Penderitaan Rakyat Palestina Ada di Hati Umat Islam

Vladimir Putin-Tangkapan Layar X-

RADARTASIK.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan bahwa penderitaan rakyat Palestina ada di hati umat Islam saat berbicara di forum Pekan Energi di Moskow. 

Vladimir Putin menganggap umat Islam di Timur Tengah dan negara-negara lain memandang apa yang dialami warga Palestina selama bertahun-tahun sebagai ketidakadilan yang tidak dapat dipercaya. 

Presiden Rusia ini mengatakan bahwa negara Palestina seharusnya dibentuk bersamaan dengan negara Israel pada tahun 1948, namun hal itu tidak pernah terjadi. 

“Masalah Palestina ada di hati setiap orang di Timur Tengah dan setiap orang yang mengamalkan Islam,” kata Putin dikutip dari RT.

BACA JUGA:MANTAP! UMK 2024 Tasikmalaya Naik 15 Persen Berdasarkan Hasil Pembahasan Buruh, Apakah Anda Setuju?

Setelah melihat banyaknya korban sipil yang jatuh setelah Jalur Gaza dibom tanpa ampun oleh Israel, Putin menekankan bahwa penderitaan rakyat Palestina tidak bisa diabaikan lagi.

Vladimir Putin juga menyebut konflik saat ini terjadi karena 'kebijakan permukiman' Israel, yang menyita tanah milik warga Palestina di Tepi Barat dan diserahkan kepada pemukim Israel. 

Ia menuduh AS punya peran dalam konflik karena mengabaikan kepentingan utama rakyat Palestina dan memilih memberi sejumlah bantuan keuangan dan kemanusiaan. 

“Mereka [AS] pada dasarnya berusaha menggunakan bantuan tersebut untuk menggantikan solusi terhadap masalah nyata rakyat [Palestina],” sindirnya.

BACA JUGA:Warga Bojonggambir Tasikmalaya Turun Tangan Perbaiki Jalan Rusak dengan Pasir Sungai saat Kemarau

'Kami selalu mengatakan bahwa hal ini tidak akan mengubah apa pun kecuali beberapa masalah mendasar diselesaikan,' tambahnya merujuk pada kemerdekaan Palestina. 

Presiden juga meminta Hamas dan IDF untuk menghindari menargetkan warga sipil dalam perang mereka walaupun punya keinginan kuat untuk saling membalas dendam. 

“Rusia sangat menyadari bahwa baik Israel maupun Palestina merasakan kepahitan yang sangat kuat, namun kita harus berusaha untuk meminimalkan korban sipil,” tutupnya. 

Rusia telah meminta kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan dan menyebut bahwa penargetan warga sipil dalam operasi militer dan penyanderaan mereka adalah hal yang 'tidak dapat diterima'. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: