San Siro Jadi Panggung Politik Ala Italia, AC Milan dan Inter Milan Hijrah ke Luar Kota

San Siro Jadi Panggung Politik Ala Italia, AC Milan dan Inter Milan Hijrah ke Luar Kota

Ilustrasi Stadion San SIro-Tangkapan Layar Instagram -

RADARTASIK.COM - Setelah Stadion San Siro jadi panggung politik ala Italia, AC Milan dan Inter Milan akhirnya memutuskan hijrah ke luar kota untuk membangun markas mereka masing-masing.

Pemberitahuan resmi dari Pemerintah Kota Milan bahwa Stadion San Siro menjadi situs yang dilindungi dan tidak dapat dirobohkan untuk dibangun ulang, kembali memicu polemik mengenai pembangunan fasilitas olahraga di Italia.

Bak AC Milan dan Inter Milan, sebelumnya berencana untuk merobohkan stadion San Siro dan membangun ulang untuk memenuhi tuntutan pasar yang ada.

Namun, langkah kedua klub tersebut tak kunjung terlaksana karena menghadapi rumitnya birokrasi dari Pemerintah Kota Milan.

BACA JUGA:Jurnalis Italia: AC Milan Tak Alami Kiamat di Tangan Cardinale

Koran Corriere della Sera bahkan menampilkan judul yang menarik perhatian tentang masalah tersebut, "Semua melawan semua, stadion San Siro menjadi sebuah ring tinju”.

Meskipun AC Milan dan Inter belum mengeluarkan pernyataan resmi atas keputusan Pemerintah Kota Milan tersebut.

Dunia politik tampak mulai terbelah dan menimbulkan konflik yang berkepanjangan ala Italia.

Di satu sisi, mayoritas yang mendukung kebijakan Walikota Milan, Beppe Sala, menyerang Soprintendenza (badan pelestarian benda-benda bersejarah dan kebudayaan).

BACA JUGA:Bikin Geleng-Geleng Kepala Ada Tempat Karaoke di Rumah Warga Bikin Resah!

Filippo Barberis, kepala fraksi Partai Demokrat, menyatakan bahwa Soprintendenza harus segera menjelaskan posisinya secara tegas.

Keputusan Dewan Kota Milan yang memberikan status dilindungi kepada struktur Stadion San Siro dipandang sebagai tindakan yang bertentangan dengan keputusan yang dibuat pada tahun 2020 silam.

Jika aturan tersebut diterapkan, akan membuat AC Milan dan Inter Milan keluar dari kota.

"Soprintendenza harus segera dan dengan jelas menjelaskan posisinya karena memberlakukan pembatasan berarti mengingkari keputusan yang diambil pada tahun 2020 tentang struktur yang sama persis dan berisiko dengan kepergian kedua tim," kata Filippo Barberis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: