Jurnalis Italia: AC Milan Tak Alami Kiamat di Tangan Cardinale

Jurnalis Italia: AC Milan Tak Alami Kiamat di Tangan Cardinale

Gerry Cardinale--Twitter AC Milan

RADARTASIK.COM - Franco Ordine, seorang Jurnalis Italia, menegaskan AC Milan tak alami kiamat di tangan Cardinale setelah melihat aktivitas di bursa transfer musim panas ini.

Sebelumnya banyak prasangka buruk terhadap pemilik saham AC Milan, Gerry Cardinale, yang memecat Paolo Maldini dan menjual Sandro Tonali ke Newcastle.

Beberapa pandit Italia dan penggemar Milan sendiri memprediksi klub kesayangannya akan mengalami bencana di tangan pemilik AS tersebut.

Mereka menduga, Cardinale akan menggunakan uang yang didapatkan dari penjualan Tonali untuk membayar bunga kepada Elliott, yang memberikan pinjaman saat membeli AC Milan.

BACA JUGA:Mengenal Keindahan dan Keunikan Tumbuhan Langka di Indonesia

Prediksi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa keuangan klub akan kembali mengalami masalah seperti sebelumnya.

Namun, jurnalis kawakan Franco Ordine menegaskan bahwa pandangan tersebut salah besar setelah melihat sepak terjang Rosoneri di bursa transfer saat ini.

Dari segi operasional, Cardinale telah menunjukkan keberhasilan dengan merekrut banyak pemain baru, meskipun hasilnya baru terlihat di lapangan setelah kompetisi dimulai.

Ia juga menyesali beberapa pandit sepak bola di Italia tidak mau mengakui telah melakukan kesalahan dengan menganggap Cardinale akan menghancurkan AC Milan.

BACA JUGA:7 Minuman Menyegarkan di Pagi Hari untuk Memulai Hari dengan Energi

"Selama jendela transfer dan setelah kepergian Tonali, saya mencatat sejumlah prediksi bencana, seperti Cardinale akan mengambil 80 juta yang diperoleh dari kesepakatan Tonali, dan menyimpannya untuk membayar bunga kepada Elliott atas pinjaman yang diambil untuk membeli AC Milan," kata Franco Ordine kepada MilanNews.it.

"Ini adalah tema yang digaungkan oleh beberapa komentator dan diadopsi oleh beberapa penggemar yang khawatir tentang skenario terburuk," lanjutnya.

"Sekarang, melihat apa yang benar-benar terjadi dan mengabaikan penilaian teknis yang hanya terlihat di lapangan, dari segi operasional, anggapan ini jelas dibantah," paparnya.

"Mereka tidak mengakui secara terbuka bahwa mereka salah, bahwa mereka membuat kesalahan besar karena terjebak prasangka terhadap pemegang saham Amerika ini, yang merusak kredibilitas mereka," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: