Ada Titik Terang, Koperasi Akan Jual Aset Untuk Mengembalikan Tabungan Siswa Yang Belum Bisa Diambil

Ada Titik Terang, Koperasi Akan Jual Aset Untuk Mengembalikan Tabungan Siswa Yang Belum Bisa Diambil

Sobirin, Wakil Ketua Koperasi Cijulang-Deni Nurdiansah-

PANGANDARAN,RADARTASIK.COM-Kasus uang tabungan siswa yang mandek atau belum dikembalikan oleh Koperasi Tugu Cijulang merupakan masalah serius yang perlu ditangani dengan baik.

Menurut Wakil Ketua Koperasi Tugu Cijulang, Sobirin, pihak koperasi telah berusaha maksimal untuk mengembalikan uang siswa tersebut.

“Tapi mungkin belum ada hasil, karena anggota sendiri belum bayar (pinjaman). Pertama, mungkin dia (debitur) tidak ada itikad baik untuk bayar atau kemungkinan kedua tidak punya uang,” jelasnya, Rabu (21/6/2023).

BACA JUGA:Lowongan Kerja Bank BJB Miinimal S1 Dibuka Hingga Akhir Bulan, Ini Posisinya

Koperasi Tugu Cijulang memiliki dua bidang usaha, yaitu simpan pinjam dan toko (termasuk sewa gedung dan penginapan).

“Otomatis, selain menerima pinjaman kami juga melayani pinjaman. Namun, itu dibatasi hanya untuk anggota,” jelasnya.

Total uang yang dipinjamkan kepada anggota koperasi mencapai sekitar Rp 5,2 miliar, sementara kewajiban pengembalian tabungan siswa sekitar Rp 2,9 miliar.

“Jadi total Rp 5,2 miliar tagihan keseluruhan. Yang sebanyak 2,9 miliar itu kewajiban mengembalikan ke sekolah. Itu di guru dan guru yang sudah pensiun,” ucapnya.

BACA JUGA:Extra Flight Nih! Penerbangan Rute Perjalanan Pangandaran-Jakarta, Jangan Lupa Cuma 1 Jam Ya

Jumlah anggota koperasi sekitar 200-an, dengan beberapa yang masih aktif dan banyak yang mengalami masalah dalam pengembalian uang tabungan. “Sekitar 61 orang yang macet,” jelasnya.

Pihak koperasi akan jual aset untuk menjual aset bangunan dan sudah ada yang menawar. “Sekitar 61 orang yang macet,” jelasnya.

Sobirin menyebutkan bahwa harga yang ditawarkan untuk menutupi sisa utang ke sekolah sekitar Rp 2 miliar. Untuk melakukannya, koperasi melakukan penagihan kepada anggotanya. “Kami tidak akan toleransi sekarang mah,” ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa masalah ini bermula sejak pembayaran gaji pegawai menggunakan sistem nontunai

“Kalau dulu kan melalui bendahara, setelah itu ada potongan melalui koperasi. Sekarang pembayaran langsung masuk rekening. Karena biasa dipotong, yang berhutang jadi malas untuk setor,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: