Dari Kisah Kelam, Mantan Narapidana Sukses Garap Kebun Cabai Rawit

Dari Kisah Kelam, Mantan Narapidana Sukses Garap Kebun Cabai Rawit

Panen cabai rawit perdana akan dilangsungkan di lahan kebun cabai rawit di Desa Pancawangi, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya. -istimewa-radartasik.disway.id

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Punya kisah kelam di masa lalu, tidak lantas seseorang hanya akan terus terpuruk. Modal niat berubah yang kuat, banyak di antaranya mendorong seseorang bisa sukses, meski sebelumnya memiliki kisah kelam.

Salah satunya adalah Sandra. Pria berusia 37 tahun ini sukses garap kebun cabai rawit di lahan hampir satu hektar. Di lahan seluas itu, mantan narapidana kasus Narkoba ini baru mampu menanami sekitar 1.500 pohon cabai rawit.   

Tahun ini merupakan periode kedua masa tanam cabai rawit. Yang tidak lama lagi siap panen cabai rawit perdana di musim kedua. 

“Alhamdulillah mulai ada hasilnya. Walaupun belum hebat,” cetus pria yang pernah tersandung kasus Narkoba itu.

BACA JUGA:6 Kartu Bansos yang Bisa Dipakai untuk Syarat PPDB, Ingat Khusus Jalur Afirmasi  

Sandara punya kisah kelam. Tahun 2014 harus berurusan dengan hukum lantaran terjerat kasus Narkoba. 

4 tahun berselang atau tepatnya tahun 2018, Sandra alias Culdmay menghirup udara bebas dari Lapas kelas IIB Tasikmalaya.


Musim tanam kedua cabai rawit yang digarap Sandra di Desa Pancawangi, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya. -istimewa-radartasik.disway.id

Sandra alias Culdmay tidak banyak pengalaman, baik usaha atau bekerja. Bagi seorang mantan narapidana, pendewasaan akhirnya berposes saat menghabiskan hari-harinya di Lapas. 

“Dari pengalaman saat di dalam (di Lapas Tasikmalaya, red), banyak belajar segala hal. Pelatihan atau membaca buku-buku. Termasuk baca buku pertanian,” urai lelaki yang tidak lama lagi memiliki momongan kedua. 

BACA JUGA:RESMI 4 Pemain Tinggalkan Persib ke Surabaya, Tidak Ikut Latihan Bersama Lagi di Bandung Sore Ini  

Tahun 2018 setelah menghirup udara bebas, dia belum bisa berbuat banyak. Harapan untuk mencurahkan mimpi --menggarap lahan milik orang tuanya-- hanyalah angan-angan.

Tak punya modal, keahlian khusus pun tidak punya. Dia kemudian memutuskan jadi buruh serabutan. Harapannya bisa menghidupi keluarga, serta mengumpulkan modal.

“Setelah kerja di-orang, sedikit-sedikit ngumpulin uang. Termasuk jadi laden di kebun orang. Dari sana, pengalaman berkebun cabai rawit mulai matang. Akhirnya mencoba menggarap lahan sendiri,” kenangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: