WASPADA! Musim Kemarau 2023 Datang Lebih Awal, Catat Prediksi Daftar Wilayah Kemarau

WASPADA! Musim Kemarau 2023 Datang Lebih Awal, Catat Prediksi Daftar Wilayah Kemarau

BMKG: Waspada El Nino Diprediksi Agustus-September 2023--Tangkapan layar--

JAKARTA, RADARTASIK.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2023 datang lebih awal dibanding tahun lalu.

Selain itu, curah hujan selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibanding dengan biasanya.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memprediksi puncak Musim Kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023.

Dia menjelaskan sebanyak 289 ZOM atau sejumlah 41 persen wilayah memasuki musim kemarau maju atau lebih awal dari normalnya.

BACA JUGA: Ambulans Tabrakan dengan Colt Diesel di Pangandaran, Satu Orang Meninggal di Lokasi

Sedangkan sebanyak 200 ZOM atau 29 persen wilayah Indonesia memasuki musim kemarau sama dengan normalnya.

”Dan, 95 ZOM atau 14 wilayah memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya,” kata dia dalam siaran persnya pekan lalu.

Awal musim kemarau 2023 umumnya diprediksi pada bulan April 2023 (119 ZOM, 17 persen), Mei 2023 (156 ZOM, 22 persen), Juni 2023 (155 ZOM, 22 persen). 

Adapun sifat hujan, pada periode musim kemarau 2023 diprakirakan, bawah norma 327 ZOM (47 persen), normal 327 ZOM (47 persen) dan atas normal sebanyak 45 ZOM (6,4 persen).

BACA JUGA: Bansos Ramadan, Langkah Taktis Rem Laju Inflasi Indonesia 2023

Terkait prakiraan dinamika atmosfer laut, Dwikorita menyebutkan hingga akhir Februari 2023 kondisi ENSO berada pada fase La Nina lemah.

Adapun La Nina diprediksi akan segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023.

Sedangkan pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen bahwa kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino. Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada kondisi netral dan diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2023.

Menyikapi situasi tersebut, BMKG mengimbau kementerian, lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: