Jembatan Pandansimo, Ikon Baru DIY Senilai Rp 863 Miliar, Panjang 2.300 Meter, Lebar 24 Meter

Jembatan Pandansimo, Ikon Baru DIY Senilai Rp 863 Miliar, Panjang 2.300 Meter, Lebar 24 Meter

DIY punya jembatan ikonik baru senilai Rp 863 miliar dengan panjang 2.300 meter dan rata-rata lebar 24 meter.-Kementerian PU-

JAKARTA, RADARTASIK.COM – Bulan depan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) segera memiliki jembatan ikonik baru.

Jembatan dengan nilai kontrak pembangunan mencapai Rp 863,7 miliar dianggap ikonik karena memiliki rata-rata lebar 24 meter. Panjangnya 2.300 meter.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menegaskan komitmennya membangun infrastruktur merata di seluruh Indonesia. Salah satunya pembangunan Jembatan Pandansimo di wilayah selatan DIY.

Jembatan ini diharapkan menjadi penghubung vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

BACA JUGA: BKPSDM Tasikmalaya Ungkap Skema Gaji dan Status PPPK Paruh Waktu, Begini Katanya

Dikutip dari laman resminya, Menteri PU Dody Hanggodo menilai proyek ini menjadi prioritas dalam memperkuat konektivitas dan mempercepat distribusi logistik.

Dia menjelaskan jembatan akan mempersingkat waktu tempuh antarwilayah. Biaya operasional kendaraan akan lebih efisien. Akses menuju pusat pertanian, perikanan dan destinasi wisata juga semakin terbuka.

Target pengoperasian Jembatan Pandansimo adalah September 2025. Jalur ini menghubungkan Ruas Jalan Congot-Ngremang di Kulon Progo dengan Pandansimo-Samas di Bantul.

Pembangunan ini menjadi bagian dari program prioritas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) DIY sepanjang sekitar 110 km. Proyek ini diharapkan mengurangi kesenjangan pembangunan antara pesisir utara dan selatan Jawa.

BACA JUGA: Viman-Diky Rotasi Belasan Pejabat Eselon II Pemkot Tasikmalaya, ini Jabatan Barunya

Moch Iqbal Tamher, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY, menjelaskan jembatan ini terdiri dari oprit, slab on pile dan jembatan utama.

Pendanaan proyek bersumber dari APBN. Masa pelaksanaan 579 hari kalender. JJLS DIY mampu menurunkan biaya operasional kendaraan hingga 13,11 persen. Atau, setara Rp 1,4 triliun per tahun. Itu berdasarkan studi kelayakan tahun 2017.

Selain itu, waktu tempuh dapat berkurang 20 menit. Nilai produksi berbagai komoditas wilayah yang dilalui dapat naik 18,6% atau sekitar Rp 7,7 miliar per tahun.

Manfaat lain adalah terbukanya akses ke lahan pertanian seluas 2.164,10 hektare di Kecamatan Galur.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: