Imlek Cemburu
Petugas berjaga di sekitar tempat kejadian perkara penembakan saat perayaan Tahun Baru Imlek di Monterey Park, Los Angeles, Amerika Serikat.--
Oleh: Dahlan Iskan
INI tidak akan terjadi di Indonesia: hura-hura di malam tahun baru Imlek. Tapi ini di Amerika: begitu banyak orang berpesta di ballroom, nyanyi-nyanyi, dansa-dansi, dan.... DOR! DOR! DOR! Tidak ada yang meleset: 10 orang tewas di lantai dansa, 10 lainnya dilarikan ke rumah sakit. Yang tewas itu 5 perempuan, 5 laki-laki.
Anda sudah tahu kejadiannya di mana: Monterey Park. Anda sudah pernah ke sana: itulah kota yang hampir 2/3 penduduknya Tionghoa, Vietnam, dan Jepang. Saya pernah makan mie di dekat ballroom itu. Diajak drg Irawan, sahabat Disway yang tinggal di Arcadia, kota tetangga.
--
Berbeda dengan China Town yang padat, inilah China Town modern di Amerika. Sekitar 30 tahun lalu orang Tionghoa yang punya uang pindah dari China Town ke sini. China Town di pusat kota Los Angeles. Monterey Park sedikit di luarnya. Jaraknya hanya sekitar 20 Km. Dalam peta kota metropolitan Los Angeles ini mirip Alam Sutera-nya Jakarta.
Orang menyebutkan Monterey Park sebagai Beverly Hill-nya China Town. Memang, inilah China Town pertama di luar pusat kota besar di Amerika.
Begitu terjadi penembakan tepat sasaran itu, kesan pertama yang muncul: ini pasti ada hubungannya dengan kebencian pada orang Asia. Khususnya terhadap Tionghoa. Terutama sejak Presiden Donald Trump berkoar bahwa orang Amerika menderita akibat Covid dari Tiongkok. Sejak itu begitu banyak orang Asia tewas ditembak atau jadi sasaran kebencian lainnya.
Isu anti-Asia seperti itu tidak muncul di lantai dansa. Mereka melihat sendiri bahwa yang melakukan penembakan berwajah Asia. Wajah beneran. Buka wajah bertopeng motif Asia.
Keesokan harinya Wajah Asia itu ditemukan tewas di dalam sebuah mobil di satu tempat: Torrance. Lokasi ini di sebelah barat pusat kota Los Angeles. Berarti dari ballroom itu, si wajah Asia melarikan mobil ke arah barat, melewati Los Angeles, masih terus ke barat, berhenti di lokasi itu. Bermalam di situ. Di dalam mobil. Atau keliling-keliling dulu. Yang jelas ia punya kesempatan memikirkan apa yang baru ia lakukan selama lebih 10 jam.
Mobil can warna putih itu memang sedang dicari polisi. Informasi akan kecurigaan pada mobil itu sudah menyebar ke polisi di mana pun.
Begitu ditemukan di Torrance, polisi memberi peringatan: agar pengemudi keluar mobil dengan tangan diangkat. Mobil sudah terkepung SWAT. Pukul 11.00 waktu setempat. Ini sekitar 13 jam setelah penembakan di ballroom.
Pun setelah peringatan diulangi. Tidak ada yang keluar dari mobil. Polisi mendekat dengan cara yang aman. Harus hati-hati. Belakangan banyak kejadian polisi ditembak justru ketika akan menangkap tersangka.
Si wajah Asia melihat dirinya terkepung. Lalu terdengar suara tembakan dari mobil itu. Ketika polisi membuka paksa pintu mobil pengemudinya sudah terkulai mati. Kelihatannya ia bunuh diri. Baru saja. Ada lubang di mobil akibat peluru dari si wajah Asia itu sendiri.
Namanya: Huu Can Tran. Umur: 72 tahun. Biasanya nama seperti itu orang Vietnam. Ketika masih disebut: berwajah Asia, banyak yang mengira ia orang Jepang. Apalagi kalau dilihat foto yang disiarkan polisi. Wajah berkaca mata dan bertopi kethu itu mirip wajah Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: