Waspada! Virus Leptospirosis Ancam Nyawa Petani, 20 Orang Meninggal di Pangandaran

Waspada! Virus Leptospirosis Ancam Nyawa Petani, 20 Orang Meninggal di Pangandaran

Kepala Dinas Kesahatan Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi menjelaskan soal penderita leptospirosi di Kabupaten Pangandaran yang mencapai 153 orang.-Deni Nurdiansyah-radartasik.disway.id

PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Kabar duka menimpa 20 orang meninggal di Pangandaran sepanjang tahun 2022 yang diduga akibat virus leptospirosis.

Penyebaran virus lewat paparan air yang terkontaminasi hewan tikus ini, leptospirosis ancam nyawa petani di Kabupaten Pangandaran.

Kepala Dinas Kesahatan Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi mengatakan, saat ini penderita Leptospirosi di Kabupaten Pangandaran mencapai 153 orang.

"Per hari ini mencapai 20 orang meninggal (sepanjang 2022, red)," ungkapnya kepada Wartawan, Rabu 28 Desember 2022.

BACA JUGA:Kamar Hotel Tak Dipakai Maksiat! Pengelola Hotel Kota Tasikmalaya Komitmen Jaga Kondusifitas saat Tahun Baru

Menurut dia, wilayah penyebaran penyakit tersebar berada di Kecamatan Cijulang, Kecamatan Parigi dan Kecamatan Cimerak.

"Penyebab kematian diakibatkan dari kondisi kesehatan yang menurun ditambah terdapat virus leptospirosis," jelasnya.

Disampaikan dia, bakteri leptospira yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang telah terinfeksi bakteri ini.

Leptospirosis ancam nyawa petani atau dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi oleh urine hewan pembawa bakteri leptospira, seperti tikus. "Tentu akan langsung memperparah kondisi kesehatan," jelasnya.

BACA JUGA:Tak Mau Gagal Tanam Akibat Sawah Kekeringan, Warga Desa Padawaras Swadaya Perbaiki Saluran Irigasi Jebol

Yadi Sukmayadi menerangkan, seseorang yang terkena virus leptospirosis akan menderita seperti gejala flu yakni demam, sakit kepala, kemudian lemas.

"Apabila tidak ada penanganan yang serius, maka bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh bagian dalam, bahkan sampai gagal ginjal," ucapnya.

Sementara Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pangandaran, Aang Syaefurahmat menambahkan, jika sudah mencapai tahap gagal ginjal, penderita harus melakukan cuci darah seumur hidupnya.

"Mencegah agar tidak adanya penyakit tersebut dengan senantiasa membersihkan luka secepatnya jika ada di bagian tubuh dan selalu menjaga kebersihan lingkungan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: